Categories: EconomyPolitics

Ratusan warga Indonesia & Amerika Tengah Terancam Dipulangkan

Sekitar 300 ribu warga Nicaragua, Honduras, Haiti serta para imigran asing dikhawatirkan akan dipulangkan ke tanah air mereka masing-masing.

Laman Publicintegrity.org mengabarkan Senin (6/11/2017), Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, diperkirakan bakal mencabut Temporary Protected Status, TPS yang pernah diberikan tahun 2001. Yakni, ketika para imigran itu mengalami gempa bumi atau krisis politik di kawasan Amerika Tengah.

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengeluarkan peringatan bagi warga Haiti bakal kehilangan status TPS, Januari lalu. Peringatan itu dikeluarkan setelah TPS – yang habis masa berlakunya Juni 2016 – diperpanjang enam bulan.

Menurut Publicintegrity.org, warga Honduras dan Nicaragua juga mengalami hal yang sama, dan mereka juga diberi tenggat waktu setelah status TPS mereka kadaluwarsa. Sementara itu, warga Salvador juga khawatir dengan nasib mereka, karena nasib mereka akan ditentukan bulan Maret tahun depan, saat status TPS mereka dinyatakan berakhir. Jika ditotal, maka diperkirakan 300 ribu warga imigran asing yang bakal terkena pencabutan TPS.

Lalu Muhammad Iqbal, Deplu RI

Bagaimana dengan warga Indonesia yang mengantongi izin TPS? Direktur Perlindungan Warga Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan, 588 warga Indonesia yang tinggal di AS akan dideportasi menyusul kebijaksanaan keimigrasian Presiden Donald. ‘’Mereka telah diberi perintah akhir deportasi,’’ tutur Lalu Muhammad kepada wartawan saat berada di Manado, pekan lalu.

Lalu Muhammad menambahkan, banyak warga Minahasa Sulawesi Utara yang berada di AS sebagai imigran tanpa dokumen sah. ‘’Selama bertahun-tahun mereka diizinkan tinggal dan bekerja di AS dan hidup lebih baik,’’ kata Lalu Muhammad. Mereka umumnya tinggal di New Hampshire, Chicago, Los Angeles dan San Francisco.

‘’Banyak di antara mereka menggunakan visa turis dan izin tinggalnya telah kadaluwarsa,’’ tambah Lalu Muhammad. Mayoritas warga Indonesia pemegang TPS menuju ke AS, untuk menghindarkan diri dari aksi kekerasan selama krisis politik dan ekonomi tahun 1998 yang melengserkan mendiang Presiden Soeharto.

.

Recent Posts

Tarik-Ulur Penetapan Status Bencana Nasional

Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…

15 hours ago

Malam Ketika Riyan Bercerita

Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…

2 weeks ago

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

1 month ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

1 month ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

2 months ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

2 months ago