Categories: Economy

Banyak Gadis Pakistan Jadi Korban Perdagangan Manusia ke China

Pemerintah Pakistan menangkap sejumlah warga China yang diduga terlibat dalam kasus transaksi penjualan gadis-gadis Pakistan ke negeri Tirai Bambu.

Laman DW.com mengabarkan, ditemukan dua wanita Pakistan menjadi korban pernikahan ‘Aspal’ lewat sebuah biro jodoh Muslim yang dijalankan sebuah geng kriminal asal China. ”Mereka benar-benar terorganisasi rapi,” tutur Tariq Rustam Chohan, jurubicara FIA. Badan Investigasi Federal Pakistan ini telah menahan 8 warga China yang membawa gadis-gadis Pakistan untuk dinikahi di China. Tiga warga lainnya juga ditangkap di kota lain.

Para warga asing berpaspor China itu menjadi anggota sebuah biro jodoh yang mencari gadis-gadis Pakistan untuk dinikahi dan diboyong ke China. Banyak yang beragama Kristen tapi banyak pula yang mengaku jadi ‘Mualaf’ (pemeluk baru Muslim) agar  mudah mencari calon pasangannya yang rata-rata dari keluarga tak berpunya.

Seperti yang dialami oleh Basheer Ahmed. Guru Al Quran di Lahor ini mencarikan pasangan untuk Yamna Bibi, putrinya lewat biro jodoh. Tak lama kemudian, Bibi mendapat lamaran dari Chan Yan Ming, mualaf yang bersedia membayari seluruh biaya pernikahan dan hidupnya di China. Tapi belakangan Bibi mengeluh karena ternyata ia dipekerjakan di sebuah tempat pelacuran. Saat hal itu ditanyakan ke biro jodoh, Ahmed malah dibentak dengan alasan mereka telah mengeluarkan $ 14 ribu, atau sekitar Rp 200 juta untuk seluruh biaya perjalanan dari Pakistan ke China.

Kasus itu pernikahan Aspal memang banyak terjadi di Pakistan sejak 2015, setelah China menggelar proyek pembangunan di Pakistan. Lewat Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), Beijing melebarkan pengaruhnya ke Pakistan dan kawasan Asia Selatan dan Tengah. Dan salah satu dampaknya adalah pernikahan Aspal bohong-bohongan seperti yang dialami kelarga Basheer Ahmed.

Dalam pernyataan resminya di sebuah koran Pakistan, Kedutaan Besar China menyatakan ”Kementerian Keamanan Umum China tengah mengusut tuntas kasus ini,” tulisnya. ”Namun tidak ada kasus perdagangan manusia atau penjualan organ tubuh manusia atas para wanita Pakistan yang menikah dan menetap di China,” sambung pernyataan tersebut. (DP).

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 weeks ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

3 weeks ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

4 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

1 month ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

2 months ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

2 months ago