Pengungsi Afghanistan tiba di Bandara Internasional Philadelphia sejak Jumat malam dan Sabtu pagi, 28 Agustus 2021. Mereka adalah sebagian dari 4 ribu pengungsi yang dievakuasi pesawat terbang militer AS dari Kabul, ibukota Afghanistan. Sedangkan 2.800 orang lainnya diungsikan dengan pesawat charter yang disewa kelompok sosial AS.
Bandara Internasional Philadelphia adalah bandara kedua yang menampung pengungsi Afghanistan, setelah Bandara Dulles di Washington DC. ”Belum jelas berapa jumlah pastinya,” tutur seorang perwira anti teror yang terlibat dalam operasi pengungsian federal AS bernama Operation Allies Refugee PHL (Philadelphia) kepada Radio lokal KYW.
Para pengungsi membawa pakaian dan bawaan lainnya di dalam tas plastik besar, bahkan sekedar ditenteng. ”Yang saya tahu, mereka akan menerima paket kesehatan dan makanan, untuk keperluan sehari-hari,” kata perwira itu. ”Boneka dan mainan dibagikan kepada nak-anak balita, selanjutnya mereka akan dikirim ke tempat penampungan,” lanjutnya.
Puluhan pengungsi terlihat naik bus untuk melanjutkan perjalanan ke tempat penampungan di Basis Militer Gabungan McGuire-Dix-Lakehurst, New Jersey.
Sejumlah badan organisasi seperti Garda Nasional AS, Badan Palang Merah Amerika, Departemen Pemandam Kebakaran Philadelphia dan sejumlah tenaga medis bersiap siaga di Bandara Philadelphia guna membantu para pengungsi. Bagi warga Philadelphia dan sekitarnya yang mampu berbahasa Pashto, Urdu atau Farsi dan Dari diminta untuk mengontak Kantor Walikota Philadelphia.
”Kami akan membantu para pengungsi dari Afghanistan,” tutur Walikota Philadelphia Jim Kenney. ”Kami menerima dengan tangan terbuka dan menyalurkan mereka ke badan-badan sosial apabila mereka berdiam di Philadelphia,” lanjutnya. ”Kami juga akan menampung warga Haiti yang baru saja terkena musibah gempa bumi,” kata Jim Kenney.
Sementara itu, Antonia Moffa, dari badan sosial Nationalities Service Center menjelaskan pada televisi CBS bahwa pihaknya akan mengecek kesiapan bagi para pengungsi. ”Mulai dari fasilitas yang diberikan pemilik apartemen, peralatan masak, tempat tidur, kamar mandi, makanan, produk-produk kebersihan lain,” tutur Antonia Moffa. Pihaknya juga akan menyediakan fasilitas lain seperti ”Kelas Bahasa Inggris, pelajaran dasar lain, termasuk memperkenalkan mata uang dolar AS,” kata Antonia Moffa. (DP/CBSNews.com)
Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…
Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…
Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…
View Comments
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.