”Seandainya Masih Ada, Thomas Jefferson lebih suka menulis di Twitter.”

Di antara sejumlah surat yang dikirimkan Thomas Jefferson kepada pendiri Amerika Serikat, banyak di antaranya yang ditulis dalam bahasa Inggris. ‘’Lebih sederhana dan mudah dimengerti dibandingkan bahasa Latin dan Yunani di masa-masa Abad ke-18. Kelak, tulisannya itulah yang banyak dibaca keturunan generasi muda selanjutnya,’’ tutur Andrew Browing.

Penulis Schools for Statesmen: The Divergent Educations of Constitutional Farmers ini diundang bersama tiga ahli sejarah Amerika Serikat di acara ‘’Thomas Jefferson, The Reader and Writer’’ yang digelar National Constitution Center, Philadelphia, akhir bulan lalu.

Tidak mengherankan bila Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang ditulis Thomas Jefferson, menjadi dokumen paling persuasif dalam sejarah Amerika. Karya tulisnya itu menjadi pelajaran berharga bagi para pemimpin yang ingin mengutarakan ide-idenya secara efektif.

‘’Seandainya dia masih ada, Thomas Jefferson akan lebih suka menulis di Twitter,’’ tulis Carmine Gallo, penulis dan instruktur di Harvard dalam artikelnya di Majalah Forbes. Tulisannya pendek, menggigit dan sering provokatif sehingga membuat orang lain berpikir beda. Bahkan, sejumlah tulisannya menimbulkan gairah. “Seorang pemimpin tidak dapat membujuk tanpa keyakinan dan antusiasme yang menyala-nyala untuk suatu topik,’’ ujar Profesor Hukum Arthur L. Rizer dalam bukunya berjudul ‘’Jefferson’s Pen’’.

Thomas Jefferson yang lahir 13 April 1743, dikenal sebagai Negarawan Amerika, diplomat, pengacara, arsitek, dan salah satu bapak bangsa AS yang menjadi Presiden AS ketiga 1801-1809. Saat Revolusi Amerika berkobar, ia mewakili Virginia di Kongres Kontinental yang kemudian mencetuskan Deklarasi Kemerdekaan AS, bersama John Adams. Dalam pemilu presiden 1796, Jefferson menang di posisi kedua, dan sesuai dengan prosedur pemilihan, ia kemudian menjadi wakil presiden John Adams. Baru pada tahun 1800, Jefferson memenangkan pemilu dan menjadi presiden. Setelah usai masa jabatannya, mereka berekonsiliasi dan bersatu selama 14 tahun. (DP)

 

.

View Comments

  • Neat blog! Is your theme custom made or did you download it from somewhere?
    A theme like yours with a few simple tweeks would really
    make my blog shine. Please let me know where you got your theme.
    Kudos

  • Keep this going please, great job!

  • I needed to thank you for this very good read!! I certainly loved every little bit of it.
    I have you saved as a favorite to look at new things you post…

Recent Posts

Di Balik Kisah Gaza: Ratusan Mahasiswa Ditangkap, Apa Kata Koalisi HAM?

Aksi Israel di Gaza membuat banyak mahasiswa di hampir seluruh penjuru dunia bangkit dan protes.…

14 hours ago

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

2 weeks ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

3 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago