Ratusan Tenaga Kerja Indonesia Terancam Dipulangkan dari Inggris

Sekitar 200 pekerja migran Indonesia meminta bantuan Kedutaan Besar RI di London, agar tidak dideportasi dari Inggris. Mereka yang mayoritas bekerja di sejumlah perkebunan di Inggris itu, diberhentikan secara sepihak karena dianggap tidak memenuhi target jumlah buah-buahan yang dipetik.

Situs The Guardian mengungkapkan, mereka adalah para migran Indonesia yang dipekerjakan di sejumlah perusahaan pemasok buah-buahan. Di antaranya perusahaan bernama M&S, Waitrose, Tesco dan Lidl, perusahaan penyuplai buah strawberry di Skotlandia dan Inggris.

Tapi hampir seluruhnya tidak mampu mencapai target, dengan berbagai alasan. Di antaranya, mereka tiba di akhir musim panen sehingga target yang ditetapkan tak terpenuhi dan mereka terpaksa dirumahkan. Hal itu merugikan para migran yang telah membayar mahal ke para agen pengerah tenaga kerja di Indonesia. Setiap migran rata-rata meminjam dana sekitar £4650, atau hampir Rp 90 juta dari agen pengirim TKI, yang akan dibayar selama mereka bekerja.

Hampir semua pekerja yang mengunggah pengalamannya di YouTube mengeluhkan hal serupa. Mereka hanya bekerja selama beberapa jam, dan sisanya dirumahkan. Akibatnya, sebulan hanya bisa menabung £ 800 atau sekitar Rp 15,2 juta, belum lagi harus membayar sewa rumah dan biaya akan minum, sehingga utang mereka tak bisa terbayarkan. Karena itulah mereka minta bantuan pihak KBRI di London agar tidak dipulangkan ke tanah air, dan bisa bekerja di tempat lain.

Sampai laporan ini ditulis belum ada keterangan dari KBRI London. Surat elektronik lewat email maupun yang dikirim ke Whatsapp Dubes Desra Percaya belum diterima redaksi indonesianlantern.com

Sementara itu, The British Retail Consortium, menjelaskan bahwa sejumlah supermarket yang menerima pasokan buah-buahan dari Castleton merasa prihatin dengan kondisi para migran Indonesia. Dan berjanji akan melakukan investigasi hal ini. Kepada The Guardian, Ross Mitchell, managing director Castleton Fruit mengungkapkan pihaknya hanya bisa menerapkan prosedur dengan disiplin ketat. Dari seribu pekerja migran, 70% di antaranya telah dipulangkan, karena tidak mampu mencapai target. 

Tahun ini, pihaknya mempekerjakan 106 migran asal Indonesia, dan 70 orang di antaranya masih bekerja. Menurutnya, rata-rata pekerja memetik buah hampir 42 jam, dan meraih pendapatan kotor £450.68 atau sekitar Rp 8,5, juta per minggu, belum termasuk sewa rumah, tagihan listrik dan makan.  ‘’Yang memberatkan justru pihak ketiga, dan agen penerima tenaga kerja,’’ tuturnya kepada The Guardian.

Kini, The Gangmasters and Labor Abuse Authority, GLAA tengah melakukan investigasi perusahaan pengerah tenaga kerja AG Recruitment. Perusahaan pencari tenaga kerja yang punya cabang di Inggris, Bulgaria, Romania, Rusia dan Ukraina ini, merekrut sebanyak 1.450 tenaga kerja Indonesia, lewat pengerah tenaga kerja bernama Al Zubara Manpower di Jakarta. Semoga Pemerintah Indonesia segera menangani kasus ini, sehingga ribuan TKI di luar negeri dapat tertolong. (DP)

 

.

View Comments

  • Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.

  • Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 weeks ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

2 weeks ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

4 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

1 month ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

2 months ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

2 months ago