Kebijakan Imigrasi Trump: 10 Negara Asia yang Paling Terimbas

Pemerintahan Donald Trump dikenal dengan kebijakan imigrasi yang ketat, yang berdampak besar bagi warga dari berbagai negara, terutama dari Asia. Pembatasan visa untuk kunjungan wisata, pendidikan, dan keluarga diberlakukan dengan alasan keamanan nasional, persaingan ekonomi, dan ketegangan politik. Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak, bersama sembilan negara Asia lainnya. Berikut adalah daftar lengkap negara-negara yang paling mengalami kesulitan dalam mengakses visa AS selama pemerintahan Trump.

10. Cina

Salah satu kebijakan utama Trump terhadap Cina adalah pembatasan visa pelajar, khususnya bagi mereka yang meneliti di bidang sains, teknologi, dan teknik. Pemerintah AS beralasan bahwa para pelajar ini dapat mencuri properti intelektual dan mengirimkannya ke Cina. Selain itu, visa bagi investor dan pengusaha Cina juga diperketat.

Menurut Forbes, jumlah visa yang diterbitkan untuk warga Cina turun hampir 40% selama pemerintahan Trump dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Kebijakan ini juga berkontribusi pada meningkatnya sentimen anti-Cina di AS.

9. Iran

Iran telah lama masuk dalam daftar negara yang dilarang masuk ke AS. Trump secara konsisten melabeli Iran sebagai ancaman keamanan nasional dan menerapkan kebijakan imigrasi yang ekstrem. Perluasan larangan bepergian membuat warga Iran hampir mustahil mendapatkan visa untuk bekerja, belajar, atau berkunjung ke AS.

Menurut The Washington Post, tingkat persetujuan visa bagi warga Iran turun lebih dari 50%, termasuk bagi mereka yang memiliki sponsor resmi.

8. Afghanistan

Kebijakan imigrasi Trump memperketat penerimaan pengungsi Afghanistan yang sebelumnya diizinkan masuk melalui program visa khusus. Program yang memberikan perlindungan bagi sekutu militer AS, seperti penerjemah dan wartawan, dihapuskan, membuat banyak warga Afghanistan terjebak dalam ketidakpastian status keimigrasian mereka.

Menurut Reuters, banyak pengungsi Afghanistan yang berharap mendapatkan suaka politik di AS kini menghadapi peningkatan risiko deportasi.

7. Pakistan

Di bawah pemerintahan Trump, Pakistan menghadapi peningkatan pembatasan visa, terutama terkait dengan isu keamanan nasional. Tingkat penolakan visa bagi warga Pakistan meningkat drastis, termasuk visa kerja dan pelajar.

Menurut laporan US Citizenship and Immigration Services (USCIS), tingkat persetujuan visa pelajar Pakistan menurun hampir 45% dibandingkan tahun sebelumnya.

6. Korea Utara

Sebagai musuh lama AS, warga Korea Utara semakin sulit memperoleh visa AS di bawah kebijakan Trump. Permohonan visa untuk pekerja sosial dan diplomat dipersulit, memperburuk isolasi negara tersebut di panggung internasional.

Menurut laporan Amnesty International, banyak pencari suaka asal Korea Utara ditolak atau diarahkan ke negara lain.

5. Suriah

Pemerintahan Trump menutup pintu bagi warga Suriah dengan alasan keamanan nasional dan kekhawatiran terhadap terorisme. Pengungsi Suriah menjadi kelompok yang paling terdampak oleh kebijakan ini.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, penerimaan pengungsi Suriah turun lebih dari 90% selama pemerintahan Trump. Human Rights Watch mencatat bahwa kini para pengungsi Suriah mengalami kesulitan besar dalam memperoleh suaka di AS.

4. Myanmar

Kebijakan Trump juga memperketat masuknya warga Myanmar, terutama terkait dengan isu pelanggaran hak asasi manusia dan konflik etnis di negara tersebut. Warga Rohingya yang mencari perlindungan menghadapi hambatan besar dalam memperoleh visa.

Menurut USCIS, penerbitan visa bagi warga Myanmar turun lebih dari 60% dibandingkan tahun sebelumnya.

3. Bangladesh

Warga Bangladesh mengalami peningkatan penolakan visa AS, terutama visa kerja dan pelajar. Faktor seperti jumlah imigran tanpa dokumen dan kondisi ekonomi yang buruk menjadi alasan pembatasan ketat ini. Selain itu, masalah perdagangan manusia yang melibatkan warga Bangladesh juga menjadi pertimbangan bagi pemerintahan Trump.

2. Indonesia

Indonesia termasuk dalam daftar negara yang menghadapi pembatasan visa ketat di bawah kebijakan Trump. Menurut Jakarta Post, tingkat penolakan visa bagi warga Indonesia meningkat dua kali lipat dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

Alasan utama kebijakan ini adalah masalah keamanan nasional dan banyaknya warga Indonesia yang mengalami overstay di AS. Selain itu, kebijakan perdagangan Trump yang kurang bersahabat dengan beberapa negara Asia turut mempersempit peluang bisnis dan investasi warga Indonesia di AS.

1. Filipina

Filipina, meskipun memiliki hubungan politik dan militer yang erat dengan AS, tetap menjadi salah satu negara yang paling terimbas kebijakan imigrasi Trump. Penolakan visa meningkat tajam, terutama dalam kategori sponsor keluarga, yang sebelumnya banyak digunakan oleh warga Filipina untuk bermigrasi ke AS.

Tingginya jumlah warga Filipina yang mengalami overstay menjadi alasan utama pembatasan ini. Menurut Departemen Luar Negeri AS, tingkat penolakan visa Filipina meningkat secara signifikan selama pemerintahan Trump.

Kebijakan imigrasi pemerintahan Trump telah memberikan dampak besar bagi banyak negara Asia, baik dari segi peluang pendidikan, bisnis, maupun hubungan keluarga. Pembatasan ini tidak hanya memperketat arus masuk ke AS tetapi juga meningkatkan ketegangan diplomatik antara AS dan negara-negara terdampak. Dengan perubahan pemerintahan, banyak pihak kini menanti apakah kebijakan imigrasi AS akan lebih terbuka atau tetap mempertahankan pendekatan yang ketat terhadap negara-negara tertentu.

-Tim Lantern-