Larry Que, penerbit sebuah situs berita Catanduanes News Now ditembak mati setelah menulis kolom tentang kelalaian aparat keamanan membongkar pabrik methamphetamine.
Reuters mengabarkan Rabu (21/12/2016), Larry yang juga jurnalis itu, ditembak mati di depan kantornya di Catanduanes. Persatuan Wartawan Nasional Filipina, NUJP mengutuk pembunuhan koleganya itu, dan minta Presiden Rodrigo Duterte menangkap pelakunya dan membentuk satuan khusus mengamankan media.
Larry Que yang baru dua pekan menerbitkan situs berita itu, menulis dalam kolomnya bahwa pejabat Catanduanes lalai karena tidak mampu mengendus sebuah laboratorium narkoba pembuat Sabu. Padahal Duterte bertekad menyatakan perang terhadap narkoba.
Dugaan kuat menyebutkan, gara-gara tulisan kolomnya itu, Lary Que dihabisi pembuat Shabu yang bekerjasama dengan pejabat setempat. ‘’Kami minta agar pemerintah membuktikan bahwa Manila menghormati kebebasan pers. Tidak hanya menyelesaikan kasus ini saja, tetapi juga mengakhiri sikap anti-media yang senantiasa menyalahkan media yang salah interpretasi,’’ tulis NUJP.
Jurubicara kepresidenan Ernesto Abella menyatakan, Istana Malacanang mengutuk kekerasan terhadap wartawan dan berjanji membentuk tim khusus mengusut kematian Larry Que.
Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…
Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…
Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…