Categories: Uncategorized

Dewan Intelijen Nasional AS: Konflik antar negara makin meningkat

Dalam lima tahun ke depan, resiko konflik antar negara-negara di dunia akan semakin meningkat, melebihi konflik selama Perang Dingin dan Perang Dunia II.

Reuters mengabarkan, hal itu diungkap Dewan Intelijen Nasional AS Senin (9/1/2017). Dalam laporannya berjudul ‘’Global Trends: Paradox of Progress’’, badan intelijen itu mengungkapkan, ‘’Kecenderungan itu begitu tinggi sehingga upaya kerjasama dan pemerintahan lebih sulit,’’ tulis laporan yang disarikan dari salah satu dari enam bagian studi Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat, NIC.

Temuan yang dipublikasikan dua pekan sebelum Donald Trump dilantik itu, juga mengungkapkan faktor apa saja yang menyebabkan ‘’Masa depan semakin gelap dan sulit’’. Di antara penyebabnya adalah ‘’Semakin arogannya China dan Rusia, juga konflik regional, terorisme, meningkatkan perbedaan pendapatan dan kaya miskin, perubahan cuaca, dan pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun,’’ tulis temuan NIC.

NIC yang terdiri dari 17 badan intelijen AS dan para analis intelijen itu, mengumpulkan data dan analisa dari para akademisi seperti ahli keuangan dan politik dunia. Juga mengamati kecenderungan teknologi dunia yang akan terjadi hingga tahun 2035. Menurut ramalan NIC, terorisme akan berkembang dalam kelompok kecil dan individu, menggunakan ‘teknologi, ide dan hubungan kerjasama antar personil.’

 

Laporan itu juga menyebutkan, sementara globalisasi dan kemajuan teknologi menjadikan kaum kaya makin kaya, sehingga menangguk miliaran dolar dari kaum papa. Kecenderungan itu juga diikuti dengan meningkatnya kaum imigran selama tujuh puluh tahun yang menimbulkan nativisme dan anti elite.

‘’Ekonomi dunia akan menghadapi tantangan berkurangnya tenaga kerja dan produktivitas, tapi berhasil menanggulangi krisis yang pernah terjadi 2008 dan 2009 lalu. China akan berupaya beralih ke ekonomi konsumerisme, dari sekarang yang terfokus pada ekspor dan investasi. Pertumbuhan yang rendah akan semakin mengancam kemiskinan di negara-negara sedang berkembang.’’ (DP)

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

1 week ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

1 week ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago