Presiden Jokowi Janji Usut Pungli Tenaga Kerja Indonesia

Sejumlah TKI di Hong Kong mengaku mengalami hambatan dari pemerintah Indonesia. Hal itu terungkap dalam acara pertemuan Presiden Joko Widodo dengan ribuan warga Indonesia di Hong Kong, Minggu (30/04).
Santi, seorang buruh migran asal Pekalongan, Jawa Tengah, menyampaikan kepada presiden bahwa beberapa rekannya ditanyai Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) saat hendak pulang ke Indonesia.

 

Padahal, pada November 2014 lalu Presiden Joko Widodo telah menghapus KTKLN karena dianggap telah disalahgunakan untuk memeras para buruh migran Indonesia saat meninggalkan dan tiba di Indonesia.  Mendengar ini, Presiden Jokowi bertanya kepada hadirin. “KTKLN itu apa masih ada sih? Masih?” Pertanyaan itu sontak dijawab para hadirin dengan lantang. “Masiiiih.”

Jawaban itu membuat Presiden Jokowi bertanya kepada para bawahannya. Ada jeda 30 detik, sebelum akhirnya presiden angkat bicara. “Saya sudah perintahkan agar tidak ada yang menghambat kepada TKI-TKI kita. Sudah saya perintahkan. Ini akan saya cek di lapangan, (apa) benar,” kata Jokowi, sambil berhenti sejenak hingga keriuhan sorakan dan tepuk tangan para WNI mereda.

 

“Mohon maaf apabila kejadian-kejadian itu masih terjadi. Karena memang kantor kita banyak sekali. Ada yang bisa kita awasi, ada yang bisa kita kontrol, tapi ada juga ada satu, dua, tiga, empat yang masih belum bisa kita kendalikan. Tapi, apapun, ini akan terus kita perbaiki, akan terus kita benahi,” ucapnya.

Selain KTKLN, para TKI menyoroti tingginya biaya penempatan dari agen tenaga kerja yang dibebankan kepada TKI. Biaya itu tidak jarang mencapai Rp20 juta hingga Rp30 juta per orang, yang dibayar para TKI dengan cara mencicil dengan menyisihkan gaji tiap bulan.

Kondisi tersebut tidak jarang membuat TKI masuk dalam jurang utang dan tujuan untuk menyejahterakan keluarga di Indonesia tidak tercapai. Wulan, seorang TKI asal Yogyakarta yang sudah bekerja selama 20 tahun di Hong Kong, menyatakan sudah saatnya pemerintah beraksi. “Harus ada action, harus ada realisasi. Jangan hanya janji-janji. Kita sudah bosan dijanji-janji seperti itu,” ujarnya. (BBC Indonesia.com)

.

View Comments

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

5 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

7 days ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

2 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago