Lagu Kebangsaan Filipina Wajib Dinyanyikan dengan Khidmat

Warga Filipina diharuskan menyanyikan lagu kebangsaan ‘Lupang Hinirang’ dengan khusuk dan sungguh-sungguh, jika tidak mau divonis satu tahun penjara plus denda sekitar $ 1000 hingga $ 2000. New York Times mengabarkan Selasa (27/6/2017) hal itu tercantum dalam RUU yang akan disahkan Senat Filipina dalam waktu dekat. Malah RUU itu juga menyebutkan, apabila masih melakukan pelanggaran, tersangka akan dijatuhi hukuman dan denda lagi, dan dimuat di surat kabar biar kapok. ‘’Menyanyikan lagu kebangsaan merupakan kewajiban dan harus dinyanyikan dengan semangat!’’ bunyi RUU itu.

Lebih lanjut, RUU itu mengatur juga tempo lagu kebangsaan yang diperdengarkan di depan publik. ‘’Harus terdiri dari 100 hingga 120 ketukan setiap menit,’’ tulisnya. Dan setiap pelajar diwajibkan menghafal Lagu Kebangsaan ‘Lupang Hinirang’ yang artinya ‘Tanah Pilihan’ gubahan Julian Felipe dan syairnya ditulis penyair Spanyol Jose Palma pada 1899.

Filipina menjadi salah satu dari sejumlah negara yang mewajibkan agar rakyatnya menghormati Lagu Kebangsaan. Februari lalu, India mewajibkan lagu kebangsaan diputar di setiap gedung bioskop dan penonton wajib berdiri dengan sikap sempurna. Di Thailand, lagu kebangsaan diputar setiap hari melalui pengeras suara di sekolah-sekolah, kantor-kantor dan stasiun kereta api, pukul 8.00 pagi hari dan pukul 18.00 sore. Warga Thai diminta berdiri tegak dan dilarang berbicara.

 

Pekan lalu, Kongres Partai Rakyat China menyusun RUU yang menghukum pelaku pelecehan lagu kebangsaan ‘Mars Sukarelawan’. RUU  itu diterapkan dengan alasan sederhana saja. Semakin sering lagu ‘Mars Sukarelawan’ diperdengarkan, maka lagu kebangsaan itu semakin tidak punya makna dan nasionalisme lagi. ‘’Siapapun yang mempermainkan lagu kebangsaan atau mengubahnya diancam hukuman 15 hari.’’ Menurut Shen Chunyao, kepala urusan legislatif Komite Tetap, ‘’Adalah mempromosikan patriotisme di China dan seluruh teritorialnya,’’ kata Shen Chunyao.

Yu Hai, seorang konduktor Tentara Pembebasan Rakyat China mengungkapkan pada Harian South China Morning Post, ‘’Pelecehan lagu kebangsaan makin meraja lela. Sejumlah warga bahkan mencemooh lagu kebangsaan yang dimainkan di depan publik,’’ kata Yu Hai. China, Macau dan Hong Kong menggunakan ‘Mars Sukarelawan’ sebagai lagu kebangsaan. Selama Revolusi Kebuayaan di bawah pimpinan Mao Zhedong tahun 1960-an, lagu tersebut sempat diganti dengan ‘The East is Red’.  Namun, lagu kebangsaan China ‘Mars Sukarelawan’ yang digubah dari sebuah puisi itu, kembali diberlakukan pada 1982.

SaveSave

SaveSave

SaveSave

SaveSave

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

6 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

1 week ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago