Mahathir dukung Anwar Ibrahim jadi PM Malaysia

Bekas PM Malaysia, Dr. Mahathir Mohammad meminta Pemerintah Malaysia untuk membebaskan Anwar Ibrahim dari penjara agar dapat ikut pemilu pada 2018 nanti. Dalam wawancaranya dengan The Guardian saat berkunjung ke London Kamis (6/7/2017), Mahathir menjelaskan, ‘’Anwar Ibrahim menjadi korban dendam politik, dan pemerintah baru Malaysia perlu memberi ampunan agar dapat ikut ke kancah politik lagi,’’ katanya.

 

Mahathir juga menambahkan bahwa Anwar Ibrahim, bekas Deputi PM Malaysia itu, mengalami perlakuan tak adil. Keputusan pengadilan, kata Mahathir, jelas-jelas dipengaruhi oleh Pemerintah baru Malaysia pimpinan PM Najib Razak. Karena itu, pemerintahan baru Malaysia hendaknya bersedia membujuk Raja Yang Dipertuan Agong Sultan Muhammad V dari Negeri Kelantan untuk memberikan amnesti terhadap Anwar Ibrahim. ‘’Sehingga Anwar Ibrahim dapat berpartisipasi dalam politik dan terpilih menjadi Perdana Menteri. Saya tidak keberatan akan hal itu,’’ kata Mahathir. Anwar Ibrahim, 69 kini menjalani hukuman penjara lima tahun dengan tuduhan melakukan sodomi. Anwar Ibrahim dipenjarakan oleh PM Mahathir Mohammad, pada tahun 1999 dan dicopot dari keanggotaan UMNO, dan kedudukannya sebagai Deputi Perdana Menteri Malaysia. Salah satu kesalahan terbesarnya antara lain, mendukung keputusan Dana Moneter Internasional, IMF, memangkas belanja negara sebesar 18%, memotong gaji para menteri Malaysia, dan membatalkan sejumlah mega proyek. Padahal mega proyek itu merupakan paket strategi pembangunan Mahathir untuk membangun kembali perekonomian Malaysia, di tengah krisis ekonomi Asia yang berlangsung sejak 1997.

Dalam kesempatan itu, Mahathir Mohamad, yang kini berusia 91 tahun, mengakui bahwa ia berbuat kesalahan, ‘’Karena tidak membiarkan Anwar menggantikan posisinya sebagai Perdana Menteri Malaysia,’’ katanya. ‘’Saya terlalu lama memegang kekuasaan dan memberi kesempatan kepada dua orang menggantikannya, ternyata malah mengecewakan,’’ ujar Mahathir. Terutama Najib Razak. ‘’Najib menjadi berita buruk bagi Malaysia. Sebagai perdana menteri, ia mencuri dana 1 miliar dolar, sebuah laku buruk yang tidak kami harapkan dari perdana menteri negara lain. Yang pasti bukan PM dari Malaysia,’’ tutur Mahathir Mohamad.

SaveSave

.

Recent Posts

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

1 day ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

3 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

4 weeks ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

3 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

3 months ago