Operasi Penggrebekan Immigran Dibatalkan Karena Badai

Washington DC – Satuan Petugas Imigrasi AS membatalkan operasi penggrebekan imigran non-dokumen karena dua serangan badai yang menimpa kawaasan Texas dan Florida. NBC News melaporkan, operasi penggrebekan itu semula akan digelar untuk menjaring 8.700 imigran non-dokumen di seluruh AS.

‘’Karena kondisi cuaca di Florida dan Texas dewasa ini, Petugas Imigrasi ICE meninjau kembali sejumlah operasi penggrebekan,’’ tutur Sarah Rodriguez, jurubicara ICE. ‘’Kami prioritaskan dulu pada operasi penyelamatan dan kegiatan lainnya,’’ sambungnya. Sementara itu, menurut Jennifer Elzea, jurubicara ICE lainnya, pihaknya belum bisa menentukan kapan operasi lanjutan akan digelar. ‘’Kami tidak mau berspekulasi tentang aksi penggrebekan di masa datang,’’ kata Jennifer Elzea.

Operasi penggrebekan yang disebut sebagai ‘Mega Operasi’ itu merupakan operasi penggrebekan terbesar yang dilakukan ICE. Operasi yang sedianya digelar selama lima hari itu dimulai 17 September 2017 dan ditujukan kepada para imigran non-dokumen yang terlibat kasus kriminal saja. Bukan para remaja atau kaum muda yang ikut program DACA atau imigran non-dokumen biasa. ‘’Para imigran yang tidak terlibat kriminal tidak menjadi sasaran dalam Operasi Mega ini,’’ kata Dave Lapan, jurubicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

Pembatalan Operasi Mega dilakukan, menyusul perintah Presiden Donald Trump tentang Program DACA pekan lalu. Dalam Twitternya, Presiden Trump berjanji tidak akan mendeportasi kawula muda pengikut program DACA dalam enam bulan ke depan. ‘’Bagi penerima DACA yang khawatir dengan statusnya selama enam bulan, jangan khawatir. Tidak ada tindakan apapun!’’ bunyi cuitan dalam akun Twitternya.

Sementara itu, para petugas ICE diperintahkan hanya menggrebek para imigran non-dokumen yang tergabung dalam geng kriminal dan pelaku kejahatan lainnya. ‘’Sementara para imigran tak berdokumen yang tidak melakukan kriminal, bisa saja terjaring tanpa sengaja atau karena sebab lain,’’ kata pejabat ICE.

Apalagi, menurut sumber NBC News, banyak petugas ICE kesulitan melakukan operasi karena banyak imigran yang tidak diketahui tempat tinggalnya, bahkan banyak yang mengunci pintu rumahnya bila kedatangan petugas ICE. Petugas kepolisian di sejumlah negara bagian seperti Pennsylvania, New York, New Jersey tidak bersedia bekerjasama dengan petugas imigrasi, karena mereka termasuk pelindung dalam ‘Sanctuary City’ atau tempat aman bagi imigran non-dokumen.

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 weeks ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

2 weeks ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

3 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

4 weeks ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

1 month ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

1 month ago