Categories: CommunityCOVID-19

Tingginya Korban Jiwa COVID-19 di India Akibat Kehabisan Vaksin

India kembali menorehkan rekor terkait COVID-19, yang sama sekali tidak membanggakan. Penambahan 401.993 kasus positif COVID-19 tercatat terjadi di India dalam sehari pada Sabtu (1/5/2021).

IDNTimes.com menuliskan, kondisi tersebut menjadikan India sebagai negara pertama di dunia dengan penambahan kasus terbanyak. Dilansir Channel News Asia, Kementerian Kesehatan India mendata 401.993 infeksi baru dalam waktu kurang dari 24 jam. Angka itu menjadikan akumulasi kasus positif virus corona di India mencapai 19.164.969 kasus, dengan 211.853 kasus berakhir meninggal dunia.

Sejak Sabtu, pemerintah India memutuskan untuk memperluas program vaksinasi mencakup warga berusia di atas 18 tahun, yang jumlah populasinya mencapai 600 juta orang. Pemerintah juga berupaya membuka pusat vaksinasi akbar untuk semua orang dewasa.

Jutaan anak muda mulai ketakutan dengan situasi saat ini, sehingga animo vakisinasi di kalangan remaja sangat tinggi. Hal itu terlihat melalui tingginya pendaftaran inokulasi melalui platform digital pemerintah. Masalahannya adalah keterbatasan stok vaksin, sehingga hanya segelintir pendaftar yang berhasil menerima suntikan.

Di daerah Mumbai, ibu kota Maharashtra, program vaksinasi harus terhenti tiga hari sejak Kamis (29/4/2021) karena stok vaksin habis. Selain itu, di New Delhi dan Punjab, stok vaksin tidak cukup untuk disuntikkan kepada kelompok non-prioritas.

Sejauh ini, hanya pekerja garis depan seperti staf medis, orang berusia di atas 45 tahun, dan penderita komorbid yang telah menerima vaksin. Masyarakat semakin dibuat bingung sebab pemerintah India meminta rumah sakit swasta untuk memesan vaksin secara mandiri. Harga vaksin mandiri diciptakan tiga tingkat, yang mengharuskan masyarakat membayar lebih mahal daripada dosis yang disediakan pemerintah pusat.

Hal itu menyebabkan perselisihan antara pemerintah pusat, yang dijalankan oleh Partai Bharatiya Janata Perdana Menteri Narendra Modi, dengan negara bagian yang diperintah oleh partai-partai oposisi.

Kendala lainnya adalah pemerintah tampak tidak memiliki strategi dalam menangani virus ini. Pakar virologi klinis di Christian Medical College Vellore, Jacob John, menyarankan supaya pemerintah mendistribusikan vaksin di kawasan yang paling terdampak pandemik.

“Apakah Anda ingin mengendalikan pandemik, menyelamatkan nyawa, atau keduanya? Jika Anda menginginkan keduanya, Anda memerlukan vaksin dalam jumlah besar. Sayangnya kami tidak memilikinya. Semuanya tampak membingungkan,” ugkap John kepada AFP. (IDNTimes.com)

.

Recent Posts

Di Balik Kisah Gaza: Ratusan Mahasiswa Ditangkap, Apa Kata Koalisi HAM?

Aksi Israel di Gaza membuat banyak mahasiswa di hampir seluruh penjuru dunia bangkit dan protes.…

3 days ago

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

2 weeks ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

3 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

4 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

4 weeks ago