Categories: AchievementMilitary

Clare Hollingworth, wartawati Perang Dunia II tutup usia

Clare Hollingworth, wartawati Inggris yang pertama kali melaporkan meletusnya Perang Dunia II meninggal dunia di Hong Kong di usia 105 tahun, Selasa (10/1/2017)

 

The New York Times mengabarkan, Clare berada di Kota Katowice, Polandia saat dibangunkan bunyi ledakan hebat di dekat apartemennya. Di udara, pesawat pengebom Nazi Jerman menjatuhkan muatannya disertai tembakan artileri di kejauhan. ‘’Perang telah dimulai,’’ kata Clare menelepon temannya di Kedubes Inggris di Warsawa. Clare kemudian mengeluarkan gagang telepon dari jendela saat tank-tank Jerman memasuki kota. Artikel itu diterbitkan di harian The Telegraph, esok hari. Laporan yang dilaporkan pada 1 September 1939  itu disebutnya sebagai laporan paling bagus sepanjang hidupnya. Pada 28 Agustus 1939, Clare juga telah melaporkan datangnya ratusan tentara Nazi Jerman disertai tank, kendaraan lapis baja dan senjata berat lainnya memasuki Kota Katowicke, Polandia. Dia tahu Jerman tengah melakukan invasi militer, sehingga Clare menelepon editornya, yag memuatnya sebagai laporan eksklusif.

Selama empat puluh tahun Clare menjadi wartawan The Telegraph, The Guardian, The International Herald Tribune dan The Wall Street Journal, untuk liputan Perang Dunia II. Tak hanya itu. Pada 1941, Clare berhasil mewawancarai Mohammad Reza Pahlevi setelah naik tahta menjadi Shah Iran. Clare juga menjadi satu-satunya wartawan Barat yang melaporkan perkembangan di China dan menjadi koresponden The Telegraph di Beijing, tahun 1973. Clare Hollingworth merasa begitu senang, apabila mampu keliling dunia menyandang mesin ketik, sebuah sikat gigi dan kadang kala menyandang senjata revolver. Wartawati kelahiran Knighton, Inggris 10 Oktober 1911 itu, acapkali tidur di atas truk dan melumuri tubuhnya dengan lumpur untuk menahan hawa dingin. ‘’Saya bisa tahan tidak mandi selama beberapa pekan, tapi saya tidak senang bila rambut saya dikerumuni lalat,’’ kata Clare dalam sebuah wawancara. ‘’Saya akui bahwa saya suka berada di tengah-tengah pertempuran,’’ kata perempuan Inggris yang mengenal jurnalisme lewat ibunya.

Adolf Hitler, memeriksa pasukannya (Pindex.com)

‘’Ibu saya mengajari jurnalisme seperti berdagang,’’ kata Clare dalam wawancara dengan The Telegraph 2011. ‘’Dia tidak percaya pada tulisan wartawan dan dia mengira, wartawan itu sebagai langkah awal menjadi pedagang,’’ lanjut Clare yang sempat kuliah di The School of Slavonic and East European Studies di London. Juga di Universitas Zagreb (dulu Yugoslavia). Wartawati berusia 102 tahun itu juga pernah menerbitkan beberapa buku. Di antaranya ‘The Three Weeks’ War in Poland (1940), ‘There’s a German Just Behind Me (1942), ‘The Arab and The West (1952) dan ‘Mao and the Men Against Him’ (1985).

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

1 week ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago