Oleh: Indah Nuritasari
Kepedihan akan musibah Palu dan Donggala juga dirasakan oleh komunitas Indonesia di Philadelphia. Seminggu setelah tragedi yang memakan korban ribuan jiwa itu, masyarakat Indonesia berkumpul di sebuah gereja di bagian Selatan kota itu untuk berdoa bersama. Hujan rintik-rintik yang turun di Kamis malam di awal musim gugur itu tak menghalangi hadirin untuk memenuhi ruang utama Nations Worship Center.
“Situasi sudah lumayan membaik tetapi masih banyak orang membutuhkan bantuan kita. Kita berkumpul malam ini untuk berdoa bersama dan juga melakukan tindakan nyata bagi saudara-saudara kita di Poso dan Donggala,” tutur Sinta Penyami dari Modero & Co yang memimpin acara itu.
Melalui acara “Pray For Palu and Donggala”ini sejumlah dana berhasil dikumpulkan dan akan diberikan langsung kepada pemerintah daerah di Palu. Sinta yang berasal dari Poso, dan beberapa anggota masyarakat Indonesia asal Sulawesi malam itu juga bercerita tentang keluarga mereka dan kondisi terakhir di wilayah bencana. Dikabarkan saat ini lebih dari 1500 orang dinyatakan meninggal dunia, ribuan orang dinyatakan hilang dan kehilangan tempat tinggal.
Malam itu sejumlah pemuka agama dari berberapa rumah ibadah juga memimpin doa bersama. Acara yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Indonesian Diaspora of Greater Philadelphia ini adalah kontribusi masyarakat Indonesia di Philadelphia untuk tanah air. “Kita semua bersaudara dan saling mendoakan, tanpa membedakan agama atau suku bangsa, karena kita adalah Indonesia,”tambah Beny Krisbianto, Ketua Diaspora Indonesia di Philadelphia dan juga pemimpin Nations Worship Center.
Pada hari Senin lalu Gubernur negara bagian Pennsylvania, Tom Wolf, juga menyampaikan rasa duka dan doa untuk masyarakat Indonesia akan tragedi ini. “Banyak masyarakat Indonesia di Pennsylvania yang mempunyai keluarga dan teman di sana. Marilah kita doakan mereka dan kita doakan Indonesia,” katanya. Pemerintah Amerika saat ini merupakan 1 dari 17 negara yang sudah berjanji untuk mengirimkan dana dan bala bantuan. (Indah Nuritasari)