Yesus Kristus yang kelahirannya diperingati setiap tahun pada Hari Natal itu ”Ternyata adalah seorang pengungsi Palestina,” tulis Hamid Dabashi.
Profesor Iranian Studies dan Comparative Studies di Columbia Univesity itu, menjelaskan dalam uraiannya di Al Jazeera, bahwa masa-masa kelam Zionisme, ”Mengubah persepsi Yudaisme dan bangsa Palestina menjadi keliru,” tulisnya di harian kondang itu.
Kelompok geng Kolonialis Eropa kemudian merampok tanah air Palestina dan mengubah keyakinan kaum Yahudi dan Bangsa Palestina. Kedua bangsa itu, kemudian dihancurkan saat bangsa Yahudi dan Palestina, bersama-sama mengakui zaman pasca Zionisme.
Propaganda kolonialisme itu dilancarkan secara besar-besaran ketika bangsa Palestina menentang penjajahan kolonial. Kelompok tersebut mencuri tanah kelahiran mereka. Perseteruan Palestina dan pemerintahan kolonial inilah yang menjadi keyakinan dominan selama ini. Padahal, Yesus adalah seorang warga Yahudi berdarah Palestina yang berbahasa Aramic. Ini adalah bahasa ibu dari bahasa Hebrani dan Arab. Bahasa ini lahir dari bahasa tradisional yang sama dengan bahasa yang digunakan Nabi Musa dan Nabi Muhammad.
Tentu saja, terdapat perbedaan doktrin tentang figur Yesus, di Al Quran dan ajaran Kristiani. Perbedaan paling krusial juga terjadi di puisi-puisi Persia dan ajaran Islam lainnya.
Karya Ibnu Arabi, tokoh Sufi yang hidup tahun 1165-1240 berjudul ‘The Wisdom of Prophecy in the Word of Jesus’ mengungkapkan hubungan harmonis antara Muslim dan Kristiani. Demikian juga buku Fusus al-Hikam berjudul ‘Bezels of Wisdom’ mengungkapkan konsep yang harmonis antara Muslim dan warga Kristen tentang Yesus atau Nabi Isa.
Bahkan dalam Kristologi kaum Sufi Muslim, ditemukan sejumlah bukti kuat bahwa perpecahan dan munculya sejumlah aliran dan kepercayaan di dalam diri bangsa Palestina adalah perdebatan politik yang omong kosong.
”Kita membutuhkan literasi dan pengetahuan historis, dan rasa tanggung jawab intelektual yang tinggi untuk menghancurkan dinding apartheid dan pemecah belah persatuan antar kita,” tulis Hamid Dabashi.
“‘Selamat Hari Natal bagi semua. Ingat, Kristus adalah seorang pengungsi Yahudi berdarah Palestina, yang melahirkan agama Kristiani dan dicintai umat Muslim dunia,” tambah Hamid Dabashi, profesor Iranian Studies and Comparative Literature, Columbia University, USA. (DP)