Apa benar Indonesia mental tempe? Selalu di bawah, di injak-injak, dan sesuatu yang terhina?
Seorang putra Indonesia tidak berpendapat demikian. Justru dia ingin membuat banyak orang ikut dalam usaha dia membuat makanan tempe jadi unggul!
Amando Driandus Ahnan, seorang mahasiswa berprestari dan berbakat Indonesia yang sekarang sedang menempuh S3 di bidang biology, atau Food science di University of Massachusetts Amherst, baru-baru ini memberi suatu presentasi, di acara Indonesian Food Bazaar New York, 23 Februari lalu di Elmhurst, Queens, New York
Dalam persentasi itu, Ando memasarkan kekuatan, potensi, dan keunggulan dari makanan tempe Indonesia. Acara sosialisasi kali ini bekerjasama dengan KJRI New York, dengan Acting Consul General Bapak Winanto Adi, untuk mensosialisasikan keunggulan protein tempe Indonesia dan budaya kuliner Indonesia di kalangan masyarakat internasional di New York City.
Di acara tersebut, Ando mengetengahkan berbagai keunggulan tempe. Mulai dari harga produksi dan konsumsi yang sangat rendah dan efisien, proses pembuatan yang sangat ramah lingkungan, bersih, dan tingginya kadar protein, serta berbagai gizi dalam kandungan sebuah tempe. Bila seluruh masyarakat dan rakyat Indonesia lebih mendukung, mencintai, dan membudidayakan tempe, dalam masa depan makanan kuliner khas daerah yang “rendah” ini bisa menjadi suatu penggerak ekonomi dan budaya dari Indonesia ke seluruh dunia.
Indonesian Tempe Movement ini sudah melanglang buana dan berkembang pesat di SEBELAS NEGARA, diantaranya di Amerika, Kanada, Belanda, London / United Kingdom, Turkey, dan tentunya di berbagai tempat di Indonesia. Bahkan dia sudah ada track record tersendiri di sini: https://www.facebook.com/IndonesianTempeMovement/
Setelah lulus S3 doktor di bidang Food Science, Mei 2020 nanti, Ando akan lebih berfokus untuk mengembangkan suatu alat revolusioner pembuat tempe yang praktis. Selain itu alat tersebut mudah diproduksi, gampang dioperasikan di rumah, dan juga sangat gampang digunakan dalam rumah tangga sederhana. Dengan berpartner sebuah start-up dia di London, Ando bercita-cita membuat suatu “rice cooker” khusus untuk membuat tempe. Mungkinkah Ando mampu meraih Nobel melalui temuannya dengan Tempe? Kita tunggu.
Ando juga memberi contoh bagaimana dia bisa turun berat badan secara drastic dan menjadi sangat sehat dalam sebulan, lewat diet khusus tempe saja. Apa masih menganggap tempe murahan? Mari kita simak keseluruhan wawancara video eklusif dengan Indonesia Lantern Aryo Wicaksono, dari New York City. (Aryo Wicaksono, New York)