Press "Enter" to skip to content

Ribuan Karyawan Metaverse Diberhentikan. Bagaimana Nasib Perusahaan AS Lainnya?

Sekitar 11 ribu karyawan mulai diberhentikan dari Metaverse, Rabu hari ini. Masing-masing menerima surat dari Mark Zuckerberg yang intinya mengungkapkan bahwa pihaknya terlalu besar melakukan investasi ke Metaverse. ‘’Sayangnya tidak berlangsung seperti diharapkan,’’ tulis Mark.

Sejak proyek ini mulai aktif September 2021, jumlah investasi yang disuntikkan mencapai lebih dari $ 10 miliar ke perusahaan yang diharapkan membangun dunia baru berbentuk virtual realitas (reality virtual). Di proyek itu, manusia akan berada di sebuah dunia baru, mulai dari membangun komunitas, rumah, hiburan, juga binatang yang bisa dikendalikan lewat alat dan teropong. Di sanalah Mark berangan-angan bakal menyedot iklan luar biasa banyaknya.

Namun proyek masa depan ini dikalahkan oleh media sosial Tik-Tok yang makin melejit tinggi. Juga, menurut Mark, karena perubahan sistem keamanan yang diterapkan Apple membuat Meta tak berkutik. Padahal, sebelumnya Facebook – platform yang akan digantikan Meta – yakin mampu mengamati kebiasaan pengguna IPhone, sehingga data itulah yang digunakan untuk melengkapi Metaverse. Tiba-tiba Apple mengubah sistem privasinya dan Meta pun kelabakan. 

Harga saham yang masih $ 379  per lembar September 2021, merosot tajam hingga $ 100, dan diperkirakan bakal merosot terus. Untuk mengatasi hal ini, 11 ribu dari jumlah total 87 ribu lebih karyawan di seluruh dunia, diberhentikan.

Mereka yang masih bekerja diminta untuk berbagi meja kerja dengan sesama agar menghemat ruangan. Para karyawan dari Prancis dan Spanyol juga India – mereka yang menciptakan platform Virtual Reality akan dikurangi. Mereka juga ditawari pesangon selama 4 bulan, dan asuransi serta tunjangan kesehatan tetap diberikan. ‘’Mereka yang masih menggunakan visa pekerja asing tetap dibantu,’’ ujar Mark Zuckerberg.

Untuk meyakinkan para investornya, Mark menerbitkan pernyataan maafnya. ‘’Bukan hanya akibat pendapatan iklan komersial yang makin merosot, tetapi juga meningkatnya kompetisi, dan kondisi makro ekonomi yang menurun, mengakibatkan pendapatan semakin memburuk. Saya merasa bersalah dan bertanggung jawab atas semua kejadian ini,’’ tulis Mark Zuckeberg kepada para pemegang saham. 

Tapi hal itu dibantah oleh Susannah Streeter. ‘’Pernyataan itu, rekayasa untuk meyakinkan investor. Padahal ia sebenarnya terlalu tinggi meramalkan masa depan platform Virtual Reality,’’ tutur Susannah Streeter, analis investasi di Hargreaves Lansdown, Inggris.

Sementara itu, stasiun televisi CNBC memperkirakan sejumlah perusahaan raksasa akan melakukan pengurangan karyawan. Di antaranya, Amazon, Twitter, juga perusahaan elektronik lainnya. Krisis ekonomi membayangi Amerika Serikat dan Europa. (DP)

 

6 Comments

  1. Salam Salam March 29, 2023

    Artikel yang sangat menarik. Berbagai teknologi memiliki manfaat bagi kehidupan di era digitalisasi. Jasa VR Jakarta merupakan teknologi yang inovatif dan menarik yang dapat dinikmati oleh semuanya.

  2. Remona Remona April 2, 2024

    Nice replies in return of this query with real arguments and describing the whole thing regarding that.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.