Guru Dansa Starr BallRoom Tersangka Pelaku Pembantaian Monterey Park, CA

Tersangka pembantai 10 korban jiwa di Monterey Park, California, terungkap identitasnya pekan ini. Namanya Huu Can Tran, berusia 72 tahun yang sehari-hari dikenal sebagai guru dansa di Star Ballroom Dance Studio di Monterey Park, yang mengajar lima kali seminggu, sejak tahun 2000 silam.

Di antara para muridnya, ‘’Tran dikenal punya tabiat buruk, pemarah,’’ tutur beberapa muridnya kepada CNN. Hal itu diperkuat dengan keterangan mantan istrinya, yang menikah dengannya setelah diajari dansa gratis oleh Tran. 

Namun, hal itu tak berlangsung lama, karena Tran diceraikan tahun 2005, setelah sifat buruknya muncul. ‘’Mudah marah, manakala saya salah langkah saat diajari berdansa,’’ tuturnya kepada Mirror. Sejak itu Tran berhenti mengajar dan pindah ke Hemet, California tahun 2013, setelah tinggal di Los Angeles selama 20 tahun.

Maka, pada Sabtu nahas yang dingin pekan lalu, Huu Can Tran, kembali ke Monterey Park dan masuk ke Star Ballroom Dance, bekas tempatnya bekerja yang dipenuhi ratusan orang. Huu Can Tran mengokang senjata otomatisnya dan menembaki para pedansa, mayoritas warga Asia yang tengah merayakan Hari Raya Tahun Baru Imlek memasuki Tahun Kelinci 2023.

Setelah korban berjatuhan, Huu Can Tran melarikan diri menuju ke Lai Lai Ballrom & Studio di Al Hambra, California untuk melakukan pembantaian lagi. Untung, putra pemilik Lai Lai berhasil mencegahnya di pintu masuk, sebelum Huu Can Tran melarikan diri.

Baru pada hari Senin pekan ini, Huu Can Tran terjebak ke rangkaian kendaraan, operasi razzia yang digelar Satuan Los Angeles Sheriff Department, LASD di Kota Torance, California. Huu Can Tran yang saat itu mengendarai van putih tampaknya panik dan menembak kepalanya dengan senjata api miliknya. Dari dalam van putih itu – dengan nomor plat palsu – ditemukan senjata otomatis yang diduga digunakan melakukan pembantaian 10 warga Asia di Monterey Park. ‘’Kami tidak tahu, tersangka adalah pelaku penembakan di Monterey Park,’’ ujar Robert Luna, Sheriff Los Angeles yang menangani kasus ini.

Jajaran kepolisian California belum mengungkap motivasi di balik peristiwa berdarah ini. Sebelumnya banyak dugaan, pembantaian ini bermotif kebencian terhadap warga Asia yang hingga kini masih marak di AS.

Monterey Park, California yang letaknya 11,30 kilometer dari Los Angeles, memang dikenal sebagai kawasan elite ‘’Chinese Beverly Hills’’. Semua itu berkat tangan dingin Fred Shieh, pengusaha properti yang ingin mewujudkan Monterey Park dan Alhambra sebagai kota kalangan kelas menengah warga China, pertengahan 1970-an.

Walikota pertama berdarah Asia, Lily Lee Chen, lantas mengundang pengusaha China untuk berdiam di kedua kawasan tadi. Tujuannya untuk menghilangkan xenophobia dan menentang gerakan penggunaan Bahasa Inggris di dua kawasan itu. Sejak itulah ribuan warga dari Taiwan dan Hong Kong berbondong-bondong tinggal di Monterey Park dan Alhambra menanam modal dan membuka usaha. Bahkan warga China Daratan ikut pindah ke kedua kawasan yang fungsinya mengalahkan kawasan Chinatown, California atau Los Angeles.

Monterey Park yang kini memiliki 61 ribu lebih warga Asia, menjadi tujuan utama para imigran gelap asal China. Mereka kebanyakan bekerja di Garvey Avenue. Hal ini membuat warga etnis China kelas menangah dan atas merasa risi, sehingga mereka pindah ke San Gabriel Valley dan menghuni di kawasan komunitas di Arcadia Walnut.

Mengingat motivasi kasus ini belum diungkap secara resmi, Komunitas Asia dan Pasifik yang tergabung AAPI, Asian American Pacific Islander tetap melancarkan imbauan: Kami tetap mengumpulkan informasi lebih akurat tentang kejadian dan insiden ini dengan penuh empati dan integritas tinggi. Kami mengimbau kepada para pemimpin pemerintahan agar tetap memprioritaskan aksi kejahatan penuh kebencian di antara komunitas kami. (DP)