Press "Enter" to skip to content

Informasi Bakhtiar Sutanto, Warga Indonesia di Qatar

Saat ini sudah 10 negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, plus 2 negara yang meninjau ulang hubungan diplomatiknya. Ini berarti, mereka menarik Dubesnya, menutup jalur darat laut dan udara dengan Qatar. Warga berpaspor Qatar harus meninggalkan negara tsb (berpaspor Qatar, bukan yang tinggal di Qatar).
Situasi sehari-hari di Qatar tidak ada perbedaan sama sekali, berjalan normal.

 

Hanya sempat terjadi rush di supermarket karena masyarakat khawatir. Namun hanya semalam saja. Rabu malam, pemerintah mengumumkan bahwa stok makanan dan logistik sangat cukup untuk 12 bulan (setahun) meski perbatasan ditutup. Pemerintah juga memastikan bahwa impor baru akan dibuka lewat jalur laut dari negara yang tidak bermasalah. Hamad port masih memiliki akses ke Iran, India dan Turki.

 

Penerbangan Qatar Airways ke negara2 lain tidak masalah, juga ke Indonesia, hanya tidak bisa mendarat di negara2 yang memblokade tersebut. Qatar menyewa beberapa pesawat charter untuk menjemput warga nya yang tidak bisa pulang di bandara2 Jeddah, Kairo dll. Rute2 lain normal tidak ada perubahan, hanya sedikit harus memutar untuk menghindari wilayah Saudi, UAE dan Bahrain.

 

Pemerintah memastikan bahwa semua tuduhan dan alasan masalah dari negara2 tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Pemerintah menolak untuk mundur dan menyerah, dan tidak akan merubah sikap, karena merasa tidak ada yang salah dan dilanggar.

Pemerintah memerintahkan warga untuk tidak menyebar pernyataan dan pendapat di media sosial yang menyinggung dan menyakiti warga negara lain, meski kedzaliman sedan diarahkan pada Qatar. Warga diminta untuk tawakkal dan berdoa semoga Allah melindungi negara ini. Arahan pemerintah ini semakin membuat rakyat Qatar percaya diri dan tidak mundur. Beredar hastag #staystrongQatar sebagai wujud solidaritas.

Kamis malam, Saudi dan negara lainnya merilis 59 nama orang dan 12 organisasi ‘terlarang’dan menuduh mereka itu teroris. Qatar menolak keras tuduhan tersebut. Padahal setelah saya lihat, nama2 dan organisasi tersebut adalah donatur besar dan lembaga zakat/infaq dengan dana tak terbatas yang selama ini aktif menyalurkan infaq dan sodaqoh untuk Syiria, Palestine, Yaman, Myanmar bahkan Indonesia.

 

 

Lembaga2 ini mirip seperti Dompet Dhuafa atau Rumah Zakat di Indonesia. Jadi bagaimana mungkin lembaga2 seperti ini dicap sebagai teroris oleh Saudi dan konco2nya. Mustahil. Kalau dana ini banyak mengalir ke Syiria dan Palestine, tentu karena merekalah yang saat ini membutuhkan untuk bertahan dari serangan musuh2 Islam.

Masalah ini sedang dalam perundingan dengan mediasi Emir Kuwait dan Presiden Turki Endorgan, dua negara yang habis-habisan mendukung Qatar. Emir Qatar bertekad untuk menyelesaikan masalah ini dengan dialog, tidak ada rencana sama sekali untuk mengerahkan angkatan militer. Emir Qatar juga bertekad untuk tidak melakukan aksi serupa dengan mengusir pulang warga negara2 tersebut dari Qatar. Ada sekitar 300ribu warga Mesir, UAE, Yaman yang hidup dan bekerja di Qatar, yang akan kehilangan pekerjaan bila ini dilakukan. Sementara warga Qatar di negara2 tersebut hanya puluhan saja. Demikian kira2 kondisinya, jangan kuatir dan tetap tawakkal pada Allah atas ujian ini.

Bakhtiar Sutanto. Salam dari Doha

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.