Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman, diberitakan menyusun rencana untuk menjadi penguasa akhir tahun 2016 nanti. Situs Middle East Eye, MEE yang dikutip Business Insider Kamis (30/6/2016), mengungkapkan Pangeran Salman bekerjasama dengan Pangeran Mohammed bin Zayed al-Nahyan, dari Abu Dhabi. Salman bahkan kerap meminta saran dari Pangeran Mahkota Zayed al-Nahyan, calon Raja Uni Emirat Arab.
Menurut MEE, saran itu diperlukan mengingat Pangeran Salman bukanlah putra mahkota yang akan menggantikan Raja Salman. Sesuai urutan hirarki Kerajaan Saudi, pengganti Raja Salman adalah Muhammad bin Nayef, keponakan Raja Salman. Namun bagaimanapun Raja Salman sangat menyayangi putranya itu, sehingga Pangeran Salman memegang jabatan strategis di Kerajaan Saudi.
Pangeran Salman yang berusia 30 tahun itu, dikenal sebagai anggota Kerajaan Saudi yang kerap muncul di media Barat. Dalam wawancaranya dengan Al Arabiya News, Salman menguraikan rencana Vision 2030. Dalam rancangannya itu, Dana Investasi Publik Saudi, PIF yang kini berkisar $ 160 miliar akan digenjot sampai $ 2 triliun. ‘’PIF akan menjadi pusat investasi luar negeri dan antara lain didanai penjualan saham Aramco, perusahaan minyak Saudi,’’ tulis Reuters.
Langkah lain yang tak kalah pentingnya adalah secara perlahan mengakhiri ajaran Wahabisme. Paham ultra konservatif itu, menurut dua sumber MEE, ‘’Dihapus dengan cara membubarkan Polisi Syariah secara bertahap dan menangkapi sejumlah tokoh-tokoh Islam berpengaruh di Saudi,’’ tutur dua sumber itu. Bahkan, Pangeran Salman dikabarkan hendak membubarkan pula ‘’Dewan Syariah Saudi dan menghentikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan Wahabisme,’’ sambung sumber tersebut.
Tujuannnya, agar Pangeran Salman mendapat dukungan dari AS yang hingga kini masih menghormati posisi Raja Salman. ‘’Agar dia menjadi pahlawan di mata pers, Kongres dan para akademisi Barat. Sehingga nanti, Pemerintah Gedung Putih terpaksa mendukungnya,’’ kata sumber MEE.
Salman bin Abdulaziz Al Saud yang kini berusia 80 tahun, baru menjabat kursi Kerajaan Arab Saudi pada 2015, menggantikan kakaknya mendiang Raja Abdullah.
Be First to Comment