Studi Yayasan Bertelsmann mengungkapkan, mayoritas warga Jerman merasa tidak mampu menerima pengungsi asing lagi, karena telah mencapai titik nadir. The Telegraph mengabarkan Jumat (7/4/2017), studi tersebut digelar setelah Kanselir Angele Merkel memberikan wawancara kepada seorang wartawan Suriah.
Dalam wawancara tersebut, Angela Merkel menyatakan, para pengungsi seharusnya juga menghargai toleransi, keterbukaan dan kebebasan beragama yang ditunjukkan Pemerintah Jerman. ‘’Kami mengharapkan mereka yang datang ke negara kami, juga menepati hukum yang berlaku di sini,’’ tutur Merkel.
Studi Yayasan Bertelsman juga menunjukkan adanya perbedaan opini dan perilaku antara Jerman bagian Timur dan Barat terhadap pengungsi asing. 65 persen warga Jerman Barat masih menyambut hangat kedatangan pengungsi asing dengan tangan terbuka. Sebaliknya, hanya 33% responden Jerman Timur yang bersedia menerima dengan lapang dada.
Sementara itu, jumlah warga Jerman yang sudah jengah dan tak dapat menerima lagi pengungsi asing naik 54% dibandingkan tahun 2015 yang hanya 40 persen. ‘’Banyak yang merasa sudah mencapai titik maksimal,’’ bunyi laporan Studi Yayasan Bertelsmann. ‘’Dan kesiapan warga Jerman untuk menerima pengungsi pun juga sudah jatuh,’’ lanjut laporan tadi.
Merosotnya sikap warga Jerman itu tak terlepas dari serangkaian insiden yang dilakukan pengungsi Afghanistan dan Suriah. Juli 2016, seorang warga Afghanistan melukai lima korban dengan kapak di sebuah kereta api. Sementara, seorang warga Suriah melakukan bom bunuh diri dan melukai 15 orang korban. Dan yang paling fatal, ketika seorang pemohon suaka politik dari Tunisia menabrakkan truk di sebuah pasar Natal di Berlin yang menewaskan 12 orang.
Be First to Comment