Pengawas perbankan di Asia dan Eropa tengah melakukan investigasi terhadap Standard and Chartered Bank karena diam-diam menerima transfer dana sebesar $ 1,4 miliar. Kiriman dana itu berasal dari sebuah bank swasta yang memiliki akun di Standard-Chartered cabang Pulau Guernsey, ke Singapura.
Bloomberg Market mengungkapkan 5 Oktober lalu, ”Yang mencurigakan, transfer dana yang dilakukan tahun 2015 itu, dimiliki oleh sejumlah kliennya yang berasal dari Indonesia. Malah banyak di antaranya adalah para perwira tinggi militer Indonesia,” tulis harian ekonomi dunia itu.
Transfer dana itu terjadi sebelum Pulau Guernsey tergabung dalam Common Report Standard, semacam kerjasama global saling bertukar data pajak yang dimulai tahun 2016.
Dari 100 negara yang tergabung dalam kerjasama itu, Inggris, Pulau Guernsey (salah satu pulau di English Channel), Indonesia, dan Singapura, ikut serta menanda tangani perjanjian Common Report Standard itu.
Transfer dana sebesar $ 1,4 miliar atau sekitar Rp 18 trilyun itu berlangsung diam-diam, dan konon dibantu salah satu staf Standard Chartered. Karena itu, pihak Otoritas Moneter Singapura, Bank sentral Singapura turun tangan. Mereka meminta agar bank kondang itu melakukan investigasi internal.
Salah satu sumber di Pulau Guernsey mengungkapkan terdapat perbedaan yang mencurigakan antara pendapatan kliennya selama setahun dengan jumlah simpanan di akun bank itu.
‘’Para klien dari Indonesia itu mengaku punya penghasilan jutaan dolar setiap tahun. Tapi jumlah yang disimpan bisa sampai miliaran dolar,’’ kata sumber tersebut kepada Blommberg Market. ‘’Apalagi mereka punya hubungan erat dengan pihak militer Indonesia. Harusnya mereka juga diinvestigasi karena dikhawatirkan bernuansa politis,’’ tambah sumber itu.
Juli lalu, Standard Chartered Bank menutup cabangnya di Pulau Guernsey dan memindahkan seluruh dananya ke kantor cabangnya di Singapura. Alasannya sepele. ‘’Untuk memenuhi kebutuhan para kliennya,’’ tulis Bloomberg. Yang mengejutkan, skandal itu terjadi di bawah pimpinan Bill Winters.
CEO Standard Chartered ini dikenal melakukan banyak kecerobohan dan terlibat skandal keuangan selama dua tahun mengelola bank kondang itu. Mulai dari melakukan pelanggaran sanksi ekonomi terhadap Iran, hingga terlibat pemberian uang sogokan di Indonesia.
Serangkaian skandal itu pula yang mempengaruhi kebijaksanaannya agar bank tersebut memfokuskan diri kepada para peminjam dana di Asia.
Tahun lalu, Standard Chartered meningkatkan kontrol keuangan dan membentuk komisi anti-kriminal pada 2015. Komisi ini mempekerjakan sejumlah detektif dari berbagai organisasi dunia, seperti FBI, Scotland Yard, Kepolisian Hong Kong, dan Badan Intelijen Selandia Baru untuk melakukan investigasi di lingkungan internal bank.
Kita tunggu, siapa saja pejabat militer Indonesia yang memiliki simpanan sampai trilyunan di Bank Standard Chartered di Pulau Guernsey, yang kini berada di Singapura. DP.
Be First to Comment