Press "Enter" to skip to content

Serangan Udara AS ke Suriah Terjadi Pukul 3.00 dinihari waktu Damascus

AS melakukan serangan udara ke Suriah pukul 21.00 waktu Washington DC, Jumat (13/4/2018) atau pukul 3.00 dinihari Sabtu (14/4/2018) waktu Damascus, Suriah.

ABC News mengabarkan, Presiden Donald Trump memerintahkan serangan udara di tengah perundingan damai yang dilakukan oleh Turki, Rusia dan Suriah serta Iran. ‘’Saya memerintahkan angkatan bersenjata AS untuk melancarkan serangan dengan target tempat penyimpanan senjata kimia oleh Diktator Bashar al-Ashad,’’ kata Presiden Trump di Ruang Resepsi Diplomat Gedung Putih.

Dalam serangan udara itu, AS menggunakan Peluru Kendali BGM-109 Tomahawk yang mampu terbang rendah untuk menghindarkan diri dari pantauan radar musuh. Rudal ramping dengan kecepatan 880 kilometer per jam itu membawa 2 ribu kilogram bom itu, konon mampu mencapai sasaran dengan tepat, sekaligus menghancurkannya dalam hitungan detik.

Di antara lokasi yang dijadikan sasaran adalah tempat penyimpanan gas saraf di dekat Ibukota Damascus. Agen rahasia Prancis memperkirakan ibukota Suriah itu menyimpan lebih dari 1000 ton gas kimia yang terdiri dari ratusan ton Gas Sulfur Mustard, ratusan ton Gas Sarin dan beberapa ton Gas VX.

‘’Kami memilah-milah target secara teliti, karena tidak ingin menjadikan tentara Rusia sebagai sasaran tembak. Sasaran utama AS adalah pusat-pusat gas beracun yang digunakan untuk membunuh bocah-bocah Suriah seperti yang terjadi di Kota Douma,’’ tutur Letnan Jenderal Mark Hertling, analis militer CNN. Seperti diketahui, banyak tentara Rusia ditempatkan di Suriah untuk membantu pasukan pro-Assad melawan gerilyawan anti Pemerintah Suriah.

Menurut Presiden Trump, AS juga akan mengerahkan pesawat tempur dan kapal perang untuk mengepung Suriah. Armada militer AS itu diberangkatkan dari sejumlah basis militer AS. Di antaranya dari Basis Militer Muwaffaq Salti, Yordania; Basis Militer Al Udeid di Qatar; Basis militer Camp de la Paix, Abu Dhabi dan Basis militer Incirlik di Turki. Peluru kendali Tomahawk ditembakkan dari kapal selam yang berlabung di Laut Tengah. Aksi serangan udara kali ini, AS dibantu oleh pasukan Prancis dan Inggris.

Dalam konperensi persnya yang digelar pukul 22.00 waktu AS, Menteri Pertahanan AS James Mattis menjelaskan ‘’Serangan udara itu dimaksudkan untuk mencegah Suriah berbuat hal yang sama lagi,’’ kata James Mattis di Pentagon kepada wartawan. ‘’Kami tidak memberitahukan lebih dahulu sasaran kami kepada pihak Rusia yang menempatkan pasukannya di lokasi penyerangan,’’ kata Jenderal Joseph Dunford, kepala staf tentara gabungan AS. ‘’Kami juga tidak bekerjasama dengan Rusia dalam serangan ini,’’ sambungnya.

Serangan AS ini dilancarkan setelah tragedi Douma terjadi pekan lalu. Pasukan Suriah dituduh Barat menyebarkan gas kimia di markas kelompok pemberontak anti-Suriah di Doma, dan menewaskan 70 korban jiwa. Banyak korban bocah balita luka parah dan menderita kesulitan pernafasan. Tuduhan ini sempat dibantah Suriah, namun Inggris menemukan sejumlah bukti bahwa gas saraf bikinan Rusia digunakan untuk membasmi gerombolan pemberontak anti-Assad di Douma, Suriah.

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.