Biro Investigasi Federal, FBI tengah memburu seribu tersangka yang diduga sebagai militan perorangan, dan seribu orang lainnya yang berperan sebagai teroris domestik. Kantor berita Reuters mengabarkan, hal itu diungkap oleh Christopher Wray dalam dengar pendapat dengan Komite Kongres AS, Rabu (16/5/2018).
Menurut Wray, seribu orang yang dikenal sebagai ‘teroris serigala’ itu adalah orang-orang yang menjadi radikal karena dipengaruhi ajaran lewat internet dan media sosial lainnya. ‘’Mereka itu menjadi prioritas utama dalam aksi anti-teror yang dilakukan pihak FBI,’’ tutur Christopher Wray.
Direktur FBI itu juga mengungkapkan bahwa seribu ‘teroris serigala’ itu berada di 50 negara bagian. ‘’Mereka tidak termasuk dalam investigasi FBI terhadap jaringan Al Qaeda, juga investigasi ISIS serta investigasi domestik lainnya,’’ tutur Wray. Yang membuat penyelidikan itu makin sulit, karena teroris jenis ini tidak terhubung satu sama lain seperti umumnya sebuah jaringan teror. ‘’Mereka menentukan targetnya sendiri sebagai sasaran, mereka menggunakan senjata yang mudah didapat, seperti bom rakitan, mobil, pisau dan pistol,’’ tutur Christopher Wray.
Adapun seribu orang lain yang juga diburu FBI, adalah teroris domestik. Menurut seorang anggota FBI lain yang tak disebut namanya, para teroris domestik itu terdiri atas anggota kelompok kulit putih sayap kanan ekstrim. Juga anggota kelompok ekstrim anti-aborsi dan kelompok kulit hitam atau militan sayap kiri. Mereka inilah yang semakin merepotkan petugas FBI. ‘’Jumlah mereka ini, tumpang tindih dengan jumlah seribu teroris serigala dan teroris ISIS yang tengah diburu FBI,’’ katanya.
Tugas FBI itu semakin berat karena tidak didukung dana yang memadai. Pemerintahan Presiden Trump mengurangi anggaran operasional FBI sebesar 5% dan membatalkan alokasi dana yang besarnya $ 148 juta. Pembangunan markas baru FBI juga ditunda sehingga Biro Investigasi Federal itu tak mampu bekerja maksimal.
Be First to Comment