Anak muda bertato yang diketahui bernama lengkap Rainey Arthur Backues menyatakan maafnya atas perilaku buruk yang terekam dalam foto-foto di Harian The Philadelphia Enquirer. Foto-foto tersebut beredar di sejumlah media massa dan warga Indonesia pun geram.
Lebih-lebih melihat tatto Nusantara di lengan Rainey dan menyayangkan tindakan yang dilakukan Rainey di sebuah pertokoan di kawasan Center City. Tak berapa lama Rainey menerbitkan permintaan maafnya atas peristiwa itu. Berikut terjemahan bebasnya:
”Anda mungkin mengenal saya lewat foto-foto di media sosial beberapa jam lalu. Bagi mereka yang mengenal saya secara pribadi, pasti tahu bahwa hal itu bukan menyiratkan pribadi saya.
Saya biasanya mengawali hari-hari dengan menggenjot sepeda menuju Center City, tapi hari itu tak diduga berakhir dalam aksi protes. Karena itulah saya tidak berusaha menyembunyikan identitas saya di foto-foto. Awalnya saya hanya bermaksud mendokumentasikan adegan-adegan itu sebagai dokumentasi di Instagram, agar bisa disaksikan mereka yang diam di rumah.
Namun menjelang malam tiba, perasaan saya mulai campur aduk. Antara marah dan geram mengingat peristiwa pembunuhan George Floyd. Saya merasakan pula energi lebih besar saat menyadari ketidak-adilan yang dilakukan polisi nasional. Semua itu berkecamuk di dalam diri saya.
Hingga hari ini, saya merasakan rasa sakit menyaksikan ketidak adilan rasialis yang acapkali dirasakan kaum kulit berwarna, termasuk saya sendiri. Emosi pun makin mendalam.
Tapi bagaimanapun, saya menyesal pada kemarahan dan sifat impulsif yang tidak mampu menahan diri agar diam, yang kemudian tiba-tiba meledak menjadi tindakan kekerasan dan menghancurkan properti orang lain. Demonstrasi memang tidak harus menghancurkan barang. Karena itu, saya ingin minta maaf kepada BLM Movement juga kepada para pengunjuk rasa lain, yang telah menunjukkan perlawanan terhaap ketidak adilan yang kita saksikan bersama.
Karena saya mengenakan tatto bergambar Pulau-pulau Indonesia, saya sebagai warga AS dan lahir di Jawa, menyatakan permintaan maaf saya kepada komunitas Indonesia di Philadephia.
Akhirnya, untuk menjernihkan anggapan buruk tentang foto Instagram yang menunjukkan saya memegang sepatu sneakers dekat telinga, saya tidak mencuri atau mengambil sepatu itu untuk dibawa pulang.
Waktu itu di jalanan banyak sampah sepatu dan pakaian hasil jarahan. Untuk meyakinkan begitu besar penjarahan yang berlangsung saat itu, saya berpose seperti itu. Kini, saya benar-benar merasa menyesal telah mengunggah foto-foto itu. Sekali lagi, saya menyatakan permintaan maaf kepada anggota komunitas yang terdampak atas perbuatan yang negatif dan memalukan itu.
Saya menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas semua tindakan saya. Sebuah pelajaran berharga dari kejadian ini.” (DP)