Perusahaan farmasi AS AstraZeneca akan memproduksi 2 miliar vaksin anti virus Corona dan akan siap sebelum September 2020 mendatang. Termasuk di antaranya 400 juta vaksin untuk dijual di AS dan Inggris. Dan satu miliar lainnya akan disebarkan ke sejumlah negara sedang berkembang di dunia. Untuk yang terakhir ini, AstraZeneca menggandeng Serum Institute of India.
Rencananya, serum itu akan didistribusikan bulan September atau Oktober, dan ”Sisanya pada awal tahun 2021,” tutur Pascal Soriot, CEO AstraZeneca kepada para wartawan Kamis pekan lalu.
Situs CNBC mengabarkan, vaksin yang rencananya dijual $ 1.00 atau sekitar Rp 14 ribu itu, dinamai AZD1222, dan dikembangkan oleh Oxford University di Inggris. AstraZeneca kemudian bekerjasama dengan pabrik-pabrik farmasi lainnya untuk mereproduksi kembali dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Uji klinis dan uji produksi telah dilakukan pada Agustus 2019 lalu. Uji klinis itu sengaja tidak diumumkan, mengingat resiko tinggi bila virus itu ternyata tidak ampuh melawan COVID-19. Vaksin baru itu telah diujikan kepada 10 ribu relawan dewasa, dan hasilnya cukup aman dan bisa ditoleransi. Dan selanjutnya uji klinik akan melibatkan lagi 50 ribu relawan.
Adakah kemungkinan virus itu mampu membasmi virus mematikan tersebut, Soriot menyatakan, ”Sejauh ini kemungkinan virus itu bekerja, cukup bagus.Tapi saya tentu saja tidak bisa yakin,” lanjut Soriot.
Pemerintah AS dan sejumlah pengusaha berjanji akan menyetorkan dana $ 8,8 juta kepada aliansi vaksin. Aliansi bernama Gavi ini didukung oleh Yayasan Bill & Melinda Foundation. Yayasan itu dan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO telah menciptakan sebuah mekanisme bernama ”Acces to Covid-19 Tools Accelerator’ agar vaksin baru itu agar dapat didistribusikan secara adil. (DP)