Personalisasi produk massal
Ketika semua orang harus menggunakan masker sebagai bagian protokol pandemi Covid 19, maka menjadi berbeda dan personal terasa penting bagi penggunanya, terutama bagi mereka yang peduli dengan style dan fashion. Masker menjadi bagian dari kostum yang massal. Tetapi, ketika masker dilukis dengan gambar yang menunjukkan identitas pemakai, maka ia menjadi personal, berbeda. Bukankah berbeda dan pembeda menjadi begitu penting bagi manusia modern sekarang ini?
Dian Amaranty atau Dee adalah salah satunya. Profesinya sebagai asisten desainer di sebuah butik di Kemang, memang membuat dia sangat stylish dan fashionable. Ditambah, hobinya melukis, membuat ia memutuskan untuk melukis masker yang akan ia pakai sendiri agar bisa tampil beda sekaligus gaya.
Lalu ia pun membuat lukisan di atas masker untuk para kakak, adik, keponakannya bahkan asisten rumah tangga yang sesuai karakter dan hobinya masing-masing. Ada masker yang dilukis buah catur, tangga nada, gitar, pesawat, kucing, bunga, dan huruf inisial dalam bentuk vignette. Karyanya ia posting di medsos miliknya. Kakak-kakak dan adiknya yang senang pun menaruh karya Dee di medsos masing-masing, dan tiba-tiba ia disibukan oleh beragam pesanan gambar di atas masker.
Gambar sesuai profesi dan hobi pemesan
Pesanan gambar di atas masker itu cukup unik dan customized, disesusaikan dengan profesi, minat dan hobi dari beragam profesi, mulai dari dokter, chef, photographer, pemusik, arsitek hingga pastry/baker enthusiast. Ada permintaan gambar baking tools, berbagai macam cake dan pie, kamera, kendaraan favorit dan kendaraan sesuai pekerjaan (mobil, vespa vintage, sepeda, pesawat, bahkan tank), hewan kesayangan (kucing paling banyak diminati untuk digambar), kupu-kupu, bunga (terutama jenis bunga matahari), alat musik (piano dan gitar paling banyak peminatnya). Peralatan olah raga (seperti bola basket, raket badminton dan raket tenis), peralatan tipikal dokter (terutama stetoskop), tokoh kartun (antara lain Winnie D Pooh), inisial nama dan travelling series.
Selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan program di rumah saja (#stayathome)sejak awal Maret hingga akhir Mei ini, Dee sudah melukis masker mencapai 400 buah yang ia jual dengan harga berkisar antara lima belas ribu hingga tiga puluh ribu rupiah tergantung tingkat kesulitan dan kerumitan gambarnya. Jumlah pesananan yang cukup lumayan membuatnya sibuk dikarenakan satu orang paling sedikit memesan 3 buah masker untuk digambar dan pernah ada satu orang yang memesan hingga 2 lusin. Biasanya, rata-rata pemesan melakukan repeat order atau pesan ulang beberapa hari kemudian setelah mereka menerima masker pesanannya.
Ide dasar dan konsep gambar nan unik
Dalam satu hari rata-rata Dee menyelesaikan 4 masker hingga tahap finishing. Sementara untuk sketsanya, dalam satu hari ia bisa menyelesaikan 10 masker tergantung suasana hatinya. Bagi Dee, yang membuat ia lama bekerja adalah justru saat mencari ide dasarnya. Kepada para pemesannya ia meminta brief tentang untuk siapa masker yang dipesan, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, karakter orangnya seperti apa, hobinya apa, profesinya apa agar ia bisa menemukan konsep gambarnya. Semua itu ia lakukan demi menyesuaikan karakter masing-masing pemesan/calon pemilik masker. Meski gambar sama, tetapi aka nada karakter yang berbeda. Meski sama-sama gambar kucing, tetapi tak pernah ada pengulangan ide.
Pemutusan hubungan kerja
Di tengah upaya Dee menyelesaikan pesanan gambar-gambar maskernya Juni lalu, saat itu ia sadar PSBB berakhir ditanggal 4 Juni 2020 dan masuk kerja kembali tanggal 8 Juni 2020, ia mendapat kabar yang sebenarnya sudah ia ramalkan sendiri, butik akan tutup selamanya dan semua pegawai, termasuk dirinya tidak lagi dipekerjakan. Ia sendiri belum tahu akan melamar kerja ke mana lagi di tengah situasi seperti ini. Sementara ini ia hanya akan melanjutkan hobinya menggambar dan doodling yang kadang menghasilkan uang, meski tidak konsisten pemasukannya dan tidak dan dalam jumlah yang besar. Toh, selain gambar di atas media masker, ia pernah pula menggambar customized di atas helm. Sepatu kets, tas tangan, gitar, celana dan jaket jeans hingga mural di dinding.
Oleh: Sarah Santi
қала дамуы, қала мәдениеті дегеніміз не қазақстандағы ұлттық өнім, қазақстан
қандай отандық өнімдерді
экспорттайды шапагат тойхана шымкент
коммунизм, тойхана шымкент
цены байтерек алматы учебный центр,
байтерек тест жауаптарымен
medicijnen online bestellen zonder recept in België Yoshindo Aguascalientes
compra de medicamentos en línea en Lima