Press "Enter" to skip to content

Hibachi Chef Profesi Yang lagi Nge-Hits di Amerika

Oleh: Abdul Arif, Begitu tamu duduk melingkari grill, Sang Koki akan memberi sapaan hangat, ”Welcome everybody. How are you today?” Biasanya para tamu yang berjumlah 8 hingga 12 orang akan kompak menjawab, ”Good!”

Koki lalu mengecek satu per satu pesanan dari para tamu, ”Fillet Mignon, steak, shrim, scallop, salmon, lobster and chicken, right?” Setelah pengecekan beres, mulailah chef melakukan ”show” spatula. Semakin berpengalaman seorang chef, biasanya kian memukau ”show”-nya. Permainan spatula diakhiri dengan atraksi api di atas grill. Tamu pun riuh bertepuk tangan.

Makanan lantas digelar di atas gril satu persatu untuk dibumbui kemudian dimasak. Urutannya bervariasi, biasanya nasi disusul mie kemudian sayuran. Nasi dan mie dimasak satu persatu lalu disajikan dalam rentang waktu kurang dari 10 menit. Untuk sayuran disajikan belakangan karena untuk mencapai tingkat kematangan tertentu membutuhkan lebih banyak waktu.

Setelah nasi (dalam ujud nasi goreng) dan mie disajikan, chef membersihkan area kosong pada grill untuk kemudian menaikkan hidangan utama: steak, ayam dan seafood. Di sinilah keterampilan seorang koki diuji. Dia harus mampu memasak semuanya pada tingkat kematangan yang tepat dalam waktu yang sangat singkat. Tentu dengan cita rasa standart restoran. Setidaknya ada lima tingkat kematangan steak; rare, medium rare, medium, medium well dan weldone. Tamu akan memilih salah satu tingkat kematangan itu. Jadi jika ada 12 tamu memesan steak dengan tingkat kematangan berbeda-beda maka chef harus memasaknya tepat pada tingkat kematangan yang dipesan. Dan semuanya harus tersaji pada rentang waktu kurang dari 10 menit. Seafood biasanya pada medium rare atau medium, sedangkan ayam weldone.

Sambil memasak, chef juga dituntut untuk menciptakan suasana riang pada lingkaran itu. Bisa dengan bercanda, bermain api dengan ”volcano” atau memberi atraksi tambahan sesuai dengan skillnya. Jika ada tamu yang ulang tahun, koki setidaknya harus bisa menyanyi ”Happy birthday to you…”. Hehe.

Jika masakan enak, tamu tidak sungkan untuk memberi pujian, ”Verry good, delicious, exelent, perfect!” Tamu yang demikian biasanya usai makan akan memberi tip dalam jumlah lumayan. Tapi jika merasa kecewa, entah dengan rasa masakan atau penampilan chef, mereka tak ragu melayangkan komplain kepada server atau manajer. Yang terakhir ini akan berujung pada teguran kepada chef.

”Ok everybody, my job is done. Thank you for coming. See you soon and goodbye,” itu kalimat penutup chef sebelum meninggalkan grill.

Hibachi Chef (ada juga yang menyebutnya Habachi tahu Teppayaki) adalah profesi yang sedang naik daun di Amerika. Mereka koki yang bekerja di restoran Jepang atau bercitarasa Jepang. Entah sejak kapan profesi ini ada di Amerika namun belakangan (khususnya selepas pandemi covid 19) gengsinya naik. Tingginya minat orang Amerika pada masakan Jepang menyebabkan Japanese Restaurant bermunculan bak cendawan di musim hujan. Otomatis resto-resto itu membutuhkan Koki Hibachi. Repotnya kala pandemi kemarin banyak resto tutup dan koki pulang kampung ke negara masing-masing. Saat pandemi usai, resto bermunculan dan koki Hibachi diburu para bos untuk dipekerjakan.

Profesi ini banyak diisi oleh imigran dan sebagian besar berpasport Indonesia. Entah mengapa orang Indonesia mendominasi pekerjaan ini, beberapa pihak mengatakan karena etos dan attitude mereka dikenal baik. Di perantauan orang Indonesia rata-rata pekerja keras, cepat belajar dan bertanggung jawab. Ini yang menyebabkan bos-bos restoran lebih senang mempekerjakan imigran Indonesia dibandingkan pekerja berkebangsaan lain. Pada sebuah restoran biasanya pembagiannya seperti ini: bos (Jepang, Cina, Korea, Amerika), manajer (China, Amerika), chef (Indonesia), kebersihan dan serabutan (Amerika Latin). Komposisi ini tak selalu baku. Ada pula orang Amigo (Amerika Latin) yang menjadi chef dan Indonesian menjadi dishwasher (cuci piring), tapi secara umum komposisi di atas yang berlaku.

Nah, karena banyak dicari, profesi koki hibachi pun naik harga. Rata-rata mereka bisa mengantongi pendapatan $5000 hingga $7000 setiap bulannya. Berasal dari gaji pokok (basic salary) dan tip dari tamu. Selain itu bagi mereka juga disediakan tempat tinggal nyaman dan makanan harian gratis. Jadi, pekerja yang hemat dan tidak neko-neko bisa menyimpan utuh gaji bulanan.

Padahal pada profesi lain, seperti buruh pabrik, sopir atau pekerjaan non formal lain gaji mereka ada pada kisaran $2000-$3000, itu pun tanpa fasilitas rumah tinggal dan free makanan.

Saat ini memang era keemasan koki hibachi…(*)

Abdul Arif, Hibachi Chef, warga NU, tinggal di Effingham, IL.

5 Comments

  1. Howdy great blog! Does running a blog like this take
    a massive amount work? I have very little understanding of computer programming but I was
    hoping to start my own blog in the near future.

    Anyway, should you have any recommendations or
    tips for new blog owners please share. I understand this is off topic nevertheless I simply had to ask.
    Cheers!

  2. Hello, I think your site might be having browser compatibility
    issues. When I look at your blog in Safari, it looks fine but when opening in Internet Explorer, it has some overlapping.
    I just wanted to give you a quick heads up! Other then that,
    awesome blog!

  3. I am curious to find out what blog platform you’re using?
    I’m experiencing some small security problems with my latest website and I would like to find something more safeguarded.

    Do you have any suggestions?

  4. Hello there, I found your site by the use of Google at the same time as looking for
    a comparable topic, your website came up, it appears to be like great.
    I have bookmarked it in my google bookmarks.
    Hello there, just turned into aware of your weblog via Google, and
    found that it’s truly informative. I am gonna watch out for brussels.
    I will be grateful should you proceed this in future.
    Numerous people might be benefited out of your
    writing. Cheers!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.