Seorang lelaki berusia 33 tahun bernama Hans Korompis dinyatakan hilang saat menyelam di tepi pantai dekat Mukilteo Lighthouse Park, Seattle, negara bagian Washington.
The Seattle Times mengabarkan, Hans Korompis kala itu bersama seorang rekannya berenang pagi hari Jumat 17 Juni 2022 silam. Mereka nekad terjun ke laut, meski udara sangat buruk.
Satuan petugas penyelamat pantai baru diberitahu pukul 9.15 dan segera melakukan penyisiran di lokasi kejadian, namun tidak menemukan Hans Korompis. ‘’Bahkan US Coast Guard dan tim penyelam Kantor Kepolisian Snohomish County menyelam dan menyusuri pantai di sekitar kejadian hingga akhir pekan, namun tetap tidak menemukan korban,’’ tutur Shubert Ho, pemilik restoran, majikan korban sekaligus juru bicara keluarga korban.
Menurut harian The Seattle Times, Hans Korompis adalah warga Singapura yang bekerja di restoran Feedme Hospitality Restaurant Group, sejak tahun 2015. Bahkan Hans Korompis – yang namanya sama dengan nama keluarga Manado Sulawesi Utara ini – menjadi Chef de Cuisine di Mark-Ket sejak 2018.
Menurut bosnya, Hans Korompis dikenal kalem dan pendiam, dan pekerja keras. ‘’Terutama di saat-saat sibuk, sehingga semua pekerjaan beres,’’ tutur Shubert Ho memuji salah satu karyawannya itu. Sementara itu, orang tuanya dan dua saudaranya melakukan pengumpulan dana lewat GoFundMe. Telah terkumpul dana sebesar $22,392 dari total sebesar $27,000 yang ditargetkan dalam pengumpulan dana itu.
Belum ada rencana pemakaman terhadap Hans Korompis. Pihak keluarga masih berharap dan berdoa agar Hans cepat kembali satu hari nanti. ‘’Sehingga kami dapat melepaskannya dengan baik-baik. Setidaknya dia bisa mendapatkan pelayanan yang layak,’’ tutur Shubert Ho. ‘’Banyak orang menghormatinya karena dia berhati mulia, tiak pernah menyakiti orang dan ingin melakukan perjalanan keliling dunia,’’ sambung Shubert Ho kepada Harian The Seattle Times.
Pihak KJRI San Francisco yang membawahi kawasan Seattle, Washington masih melakukan penyelidikan. Ada dugaan Hans Korompis adalah keturunan generasi kedua diaspora Indonesia dan bukan lagi warga Indonesia. ‘’Kami masih menyelidiki kasus ini,’’ tutur sebuah sumber di KJRI San Francisco. (DP)
Be First to Comment