Press "Enter" to skip to content

Gardika Gigih Pradipta Meraih Penghargaan dari The Radiophonic Institute – BBC London 

Penulisan: Jean Gerardino 

Di masa sekarang ini melalui bantuan media sosial mulai banyak karya anak bangsa dari  berbagai bidang yang mendapat penghargaan di luar negeri. Di bidang musik salah satunya, pada tanggal 11 Mei 2023 lalu bertempat di British Library, London, karya Gardika Gigih Pradipta yang berjudul Mimpi Owa meraih penghargaan Sound of the Year Awards 2022 untuk kategori  Composed with Sound. Setiap tahun The Radiophonic Institute – BBC London menyelenggarakan Sound of the Year Awards yang merupakan ajang adu kreatifitas para seniman perekam bunyi yang mengeksplorasi suara  dalam berbagai macam bentuk dari berbagai penjuru dunia. Selain kategori Composed with Sound ada tujuh kategori lain yang dipilih para juri dalam ajang ini; Sound of the Year, Disappearing Sound, Best Natural Sound, Best Imagined Sound, Best Innovation in Sound Technology, Most Unpleasant Sound dan Best Sound Innovation in Everyday Life. Suara ledakan saat artileri Rusia menghujani kota Chernihiv yang direkam Anton Stuk berhasil meraih penghargaan utama sebagai Sound of the Year 2022. 

 

Gardika Gigih Pradipta Meraih Penghargaan 
dari The Radiophonic Institute – BBC London 

 

Mimpi Owa adalah komposisi musik yang direkam dan diciptakan Gigih, demikian nama panggilannya, tahun 2022 saat ia menjelajah hutan Petungkriyono di Pekalongan Jawa Tengah bersama dengan rekan-rekannya dari komunitas Tani Jiwo, organisasi perlindungan satwa Swara Owa dan proyek kolaborasi Musik Sekitar. Di hutan tersebut Gigih berhasil menjumpai sekelompok Owa Jawa atau Javan Gibbon yang memiliki nama Latin Hylobates Moloch sedang bersahut-sahutan. Dari rekaman suara yang didapat ia membuat komposisi dengan menggabungkan suara owa, kecapi Sunda dan alat musik asal Sulawesi Selatan, basing pacing atau pacing-pacing. “Tidak terbayang sama sekali bahwa karya saya akan terpilih sebagai pemenang untuk kategori Composed with Sound. Isu yang dibawa dalam karya saya ini adalah perubahan iklim yang menuntut kita untuk berefleksi tentang interaksi manusia dengan alam. Untuk ke depannya saya masih akan melanjutkan seri-seri komposisi musik yang berkaitan dengan alam dan merekam suara-suara dari hutan indonesia yang digabungkan dengan instrumen musik tradisional tanah air.”, ujar musisi yang saat ini sedang menjalani program beasiswa Asian Cultural Council selama enam bulan di New York. “Saya berharap lewat seni kita bisa berdialog tentang isu-isu pelestarian alam.”, pungkas Gigih. 

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.