UI menjadi satu-satunya universitas dari Indonesia yang masuk dalam jajaran perguruan tinggi kelas dunia. Times Higher Education (THE) World University Rangkings (WUR) 2025 telah menempatkan UI dalam peringkat ke-801 – 1000 universitas terbaik di dunia.
Selama 5 tahun berturut-turut, UI berhasil mempertahankan posisi bergengsinya. Lebih dari itu, peningkatan peringkat juga terus dicapai tahun demi tahun. Saat ini UI menduduki peringkat ke-8 Asia Tenggara dan peringkat ke-206 dunia versi Quacquarelli Symonds (QS) World University Rangkings (WUR) 2025.
Reputasi itu, sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. DR. Ir . Dedi Priadi, Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, akan terus ditingkatkan menjadi 5 besar di Asia Tenggara, dan 100 terbaik dunia. Dikutip dari laman resmi UI, Prof. Dedi Priadi mengatakan bahwa sebagai flag carrier pendidikan tinggi Indonesia, target itu dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) periode 2015 – 2035.
Dengan menjadi flag carrier dan Universitas Berkelas Dunia (UBD), UI diharapkan akan menginspirasi universitas lain di Indonesia untuk meningkatkan peringkatnya di kancah pendidikan global. Prof. Dedi Priadi yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Sumber Daya manusia dan Aset UI itu, menjelaskan beberapa tantangan utama yang dihadapi UI dalam peningkatan peringkat, yaitu persoalan SDM, tata kelola, dan finansial.

Untuk menjadikan UI sebagai perguruan tinggi kelas dunia, dibutuhkan SDM yang unggul. Dosen dan tenaga kependidikan mesti memiliki keahlian dan kompetensi serta dapat beradaptasi dengan kecanggihan artifical intelligence (AI) yang tengah berkembang saat ini.
Dalam aspek tata kelola, permasalahan yang dihadapi juga besar mengingat UI memiliki 14 fakultas, 2 sekolah, dan 1 program pendidikan vokasi. Dengan hampir tiga ribu dosen, dua ribu karyawan, dan 48 ribu mahasiswa, diperlukan sistem yang komprehensif dan terpusat agar pengelolaan berjalan dengan baik.
UI juga berupaya menyediakan fasilitas terbaik untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Ikhtiar ini diwujudkan melalui pembenahan fasilitas, penambahan aset peralatan laboratorium, dan pembangunan Science and Technology Park yang akan dimanfaatkan untuk hilirisasi produk hasil riset. Fasilitas ini diharapkan dapat menarik kalangan industri untuk berkolaborasi dengan periset UI sehingga bisa menghasilkan produk inovasi yang bernilai jual.
“Pendapatan universitas tidak bisa hanya mengandalkan dana pemerintah atau biaya pendidikan mahasiswa semata, tetapi perlu membuka peluang lain, salah satunya kolaborasi dengan mitra industri untuk penciptaan produk hasil riset. UI juga memiliki unit-unit bisnis melalui Unit Kerja Khusus yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi,” katanya.
Selain bermitra dengan kalangan industri, UI juga berkolaborasi dengan universitas-universitas ternama dunia dalam pengembangan progam pendidikan dan riset. UI dan kampus-kampus mitra menjalankan program pertukaran mahasiswa, double degree, dan lain-lain. Program-program kerjasama seperti itu memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen dari luar negeri untuk belajar dan mengajar di UI, begitu pula sebaliknya.
Tampaknya, penanganan yang tepat dalam pengembangan SDM, tata kelola, dan finansial, serta pengadaan berbagai program kerja sama internasional, menjadi faktor keberhasilan UI mencatatkan institusinya sebagai salah satu universitas terbaik di tingkat global. (BS)
Be First to Comment