Keinginan untuk bertemu dengan ibu kandung menjadi dorongan naluriah bagi setiap anak manusia. Inilah yang tengah dirasakan oleh Boby Ersano L. Soemowijoyo (32), seorang pria asal Jakarta yang bertekad menemukan ibu kandungnya meski hanya berbekal potongan informasi yang terbatas. Dari hasil pencariannya, Boby menduga ibunya telah menetap di Amerika Serikat lebih dari dua dekade lalu.
Keinginan itu muncul setelah Boby mengetahui bahwa ia bukan anak kandung pasangan Paulina (78) dan Severyanus Soemowijoyo (84), orang tua yang selama ini membesarkannya. Rahasia yang tersimpan selama lebih dari tiga dekade itu akhirnya terungkap pada awal Maret 2024. Dalam suasana penuh haru, Paulina, yang selalu dipanggil “Mama,” mengungkapkan bahwa Boby merupakan anak adopsi yang diambil dari sebuah rumah sakit di Jakarta.

Kabar itu menghantam Boby seperti petir di siang bolong. Ia merasa kehidupannya runtuh, dipenuhi perasaan sedih, kecewa, dan kehilangan jati diri. “Saya shock, saya seperti kehilangan identitas,” ujar Boby saat diwawancarai oleh Indonesian Lantern di Jakarta. Dalam keterpurukannya, sang istri, Rere (34), memberikan dukungan penuh agar Boby tetap kuat menghadapi kenyataan tersebut.

Pencarian Tak Kenal Lelah
Meski dihantui kegelisahan, Boby tidak tinggal diam. Ia mulai menyelidiki asal-usulnya dengan mendatangi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Harapan Kita, tempat ia dilahirkan pada 31 Juli 1993. Dari bagian arsip, ia mendapatkan dua nama pasangan Kristen yang melahirkan bayi laki-laki di tanggal tersebut: Muryati-Arifin dan Lely-Albert. Namun, saat mendatangi alamat yang tercatat, Boby mendapati rumah-rumah itu telah berubah menjadi bangunan komersial, sementara warga sekitar tidak mengenali nama-nama yang ia cari.
Upaya berikutnya mengarah ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Namun, data yang tersedia justru mencatat Boby sebagai anak kandung Paulina dan Severyanus Soemowijoyo tanpa adanya riwayat adopsi. Fakta ini menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana mungkin akta kelahiran bisa diterbitkan tanpa surat kenal lahir dari ibu kandungnya? Namun, Boby menyingkirkan sementara pertanyaan tersebut dan tetap fokus pada pencarian ibunya.
Jejak Saksi Kunci
Di tengah pencariannya, Boby menemukan petunjuk penting: sebuah nama, Anna Kumala, tertulis di buku telepon keluarga Soemowijoyo. Berkat bantuan asisten rumah tangga keluarga, Sylvi (64), Boby mengetahui bahwa Anna adalah sosok yang mengetahui sejarah adopsinya. Namun, ketika mencoba menghubungi Anna, teleponnya tak terjawab dan rumahnya tampak kosong. Beruntung, Ketua RT setempat membantu Boby mendapatkan nomor WhatsApp Anna.

Pada 24 Maret 2024, Boby menghubungi Anna dan memperoleh informasi penting. Anna, yang merupakan teman Paulina di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kebayoran Baru, ingat bahwa ibu kandung Boby adalah seorang perempuan yang memiliki beberapa anak lain, beberapa di antaranya juga diadopsi. Ia menikah dengan warga negara Amerika Serikat dan berangkat ke Amerika pada awal tahun 2000. Sebelum pergi, sang ibu berusaha menemui Boby untuk berpamitan, tetapi usahanya gagal karena informasi keberadaan Boby sengaja dirahasiakan.
Boby kemudian mencari lebih jauh di GKI Nurdin, Grogol, tempat ibu kandungnya dulu beribadah. Namun, kedua saksi yang membantu proses adopsi Boby, Pdt. Lydia Zakaria dan Ibu Lukas, telah meninggal dunia. Tanpa data tertulis, pengurus gereja hanya bisa menyarankan Boby untuk melanjutkan pencariannya ke Amerika.
Mengarah ke Amerika
Dengan informasi terbatas, Boby mendatangi kantor imigrasi untuk mencari data Warga Negara Indonesia yang pindah ke Amerika pada tahun 2000. Namun, tanpa nama lengkap ibu kandungnya, ia tidak mendapatkan hasil. Tak menyerah, Boby menghubungi Indonesian American Forum dan Indonesian Lantern, serta bergabung dengan komunitas pencarian orang tua kandung di media sosial. Ia membagikan kisahnya dan mengunggah foto-foto masa kecilnya, berharap ada seseorang yang mengenali ibunya.

Sejumlah pihak yang berempati mulai merespons, mencoba membantu Boby menemukan sang ibu. Namun, hingga kini, hampir setahun sejak pencarian dimulai, Boby masih belum mendapatkan informasi yang dapat mengarah pada identitas dan keberadaan ibu kandungnya.
Meski demikian, harapan Boby tak pernah padam. “Ibu saya ingin menemui saya sebelum pergi ke Amerika, tetapi ia tidak bisa. Saya yakin ia masih memiliki keinginan yang sama hingga hari ini,” katanya penuh harap. Ia berdoa dan terus berusaha, yakin bahwa suatu hari, ia akan bisa memeluk perempuan yang telah melahirkannya.
“Saya tidak akan tidur nyenyak sebelum melihat wajah ibu saya. Saya ingin memeluk dan menciumnya,” ujar Boby lirih.
-Tim Lantern-
Be First to Comment