Press "Enter" to skip to content

China berhasil lahirkan dua ekor kera kloning

Untuk pertama kalinya, lahir dua ekor kera hasil rekayasa kloning yang dilakukan para ilmuwan dari Chinese Academy and Sciences, Beijing. The Telegraph mengabarkan Rabu (24/1/2018), kedua bayi itu bernama Zhong Zhong dan Hua Hua.

Meski mereka kembar identik, namun Zhong dan Hua tidak lahir di hari yang sama, karena disuntikkan dalam kandungan ibu yang berbeda. Mereka lahir dengan beda waktu dua pekan. Kedua bayi kloning itu diberi susu dari botol dan tumbuh normal dibandingkan usia mereka. Para ilmuwan China itu mengharapkan bakal lahir beberapa bayi monyet hasil rekayasa kloning dalam beberapa bulan lagi.

Zhong dan Hua merupakan bayi kloning pertama yang dilakukan pada binatang primata. Proses kloningnya mirip dengan kloning domba Dolly oleh The Roslin Institute di Edinburgh, 20 tahun silam, yang menggunakan embrio yang direkayasa kemudian dimasukkan ke dalam kandungan induknya. Karena dilakukan pada binatang primata yang susunan DNA-nya mirip manusia, maka banyak yang was-was, China bakal mengkloning manusia. Dan hal ini menurut kesepakatan para ilmuwan dunia, dilarang dilakukan. Para ilmuwan dunia menganggap China merupakan negara ‘Paling Liar’ bagi kasanah keilmuwan dan teknologi.

Kekhawatiran itu dibantah oleh para periset di Akademi dan Ilmu Institut China. Mereka menyatakan, percobaan pada kera dilakukan untuk menciptakan genetika yang identik dengan kera untuk membantu agar penelitian laboratorium lebih konsisten. Bantahan itu tidak dipercaya banyak pihak.

Menurut Qiang Sun, Direktur riset primata non-manusia di lembaga tinggi itu, pihaknya mengalami kegagalan sebelum berhasil melahirkan Zhong dan Hua. Sebab, dari 79 percobaan genetika, hanya dua yang berhasil dilahirkan. ‘’Kami telah mencoba berbagai metoda, namun hanya satu yang sukses,’’ kata Qiang Sun. ‘’Banyak kegagalan sebelum berhasil mengkloning kera,’’ tambahnya meyakinkan koleganya dari luar negeri.

Dr. Julia Baines, penasehat kebijaksanaan ilmu dan teknologi PETA, organisasi pembela hewan menyatakan bahwa kloning adalah pertunjukan horor yang mengorbankan jiwa dan dana. ‘’Karena rata-rata kegagalan kloning mencapai 90%. Karena itu aksi percobaan melakukan kloning pada binatang harus dihentikan,’’ kata Julia Baines.

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.