Diaspora yang satu ini memiliki certified Designated Meisner Teacher pertama di Indonesia. Melanglang dunia sejak usia satu tahun. Bagaimana Heriska beradaptasi di negara asalnya, Indonesia?
Dengan kostum serba hitam, Heriska Suthapa tampil sebagai Jacob Marley di sebuah drama pertunjukan awal berjudul Unraveling Redemption and Hope: Jacob Marley’s Journey, pertengahan November 2024. Pertunjukan yang digelar dalam bahasa Inggris, oleh Jakarta Players, ini berkisah tentang seorang kikir tua yang tak menyukai Natal, Ebenezer Scrooge, dikunjungi arwah mitra bisnisnya, Jacob Marley.
Mimik stress, sedih, kesal, sinis, marah, mengalir seimbang sesuai dialog yang meluncur dari para pemain. Menurut Heriska ada kalimat yang sangat berkesan di antara ratusan dialog itu. “We all, everyone of us, deserve a chance to change, a chance to do better “. Petikan ini menurutnya merangkum cerita “Christmas Carol” karya Charles Dickens maupun “Jacob Marley’s Christmas Carol” dari Tom Mula. Yaitu seburuk apapun nasib atau perilaku seseorang, selalu ada harapan dan kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.
“Jadi walaupun sudah tidak ada di dunia, masih ada kesempatan untuk berubah dan dimaafkan, tidak terpuruk dalam rasa penyesalan,” katanya. Pengertian itu senada dengan tema yang ingin disampaikan kepada penonton drama Natal, yang secara utuh akan digelar pada 6- 8 Desember 2024 di American Club Jakarta.
Teater bagi Heriska adalah life that cannot be expressed in real world. “Karena saat penonton melihat pertunjukan teater, mereka berharap melihat sesuatu yang jujur dan terbuka. Tapi hal tersebut juga bisa menjadi stigma, yang kemungkinannya mereka tidak bisa terima jika melihat kejadian tersebut di dunia nyata,” ujar sosok yang mulai main teater sejak 2007 di EPAC (Endicott Performing Arts Center) – Endicott, New York sampai sekarang.
Pada 2010, saat sudah di Indonesia, pria berkulit putih ini bergabung di Jakarta Players. Jakarta Players sendiri adalah grup teater nirlaba dari komunitas multinasional yang menggelar pentas berbahasa Inggris bagi komunitas pencinta teater di Jakarta.
Berbagai peran telah dipentaskan, yang paling disukai? Katanya saat bermain menjadi Doug di pementasan Gruesome Playground Injuries tahun 2023. Tokoh yang dimainkan memiliki alur cerita melintasi ruang dan waktu. “Dalam pementasan ini hanya dua pemain utama. Sehingga punya tanggung jawab lebih untuk membuat pertunjukan ini berhasil,” ujar Heriska yang sering syuting di film pendek, juga iklan. Salah satu iklan yang dibintanginya adalah iklan publik Cerdas Berkarakter dengan judul “ Perempuan Juga Bisa”. https://vt.tiktok.com/ZSj4hECBM/
Tak gampang bermain di atas panggung, “Karena banyak latihan yang terkadang menguras energi, banyak dialog yang perlu dihapalkan,” katanya yang masih rajin mengikuti kelas akting dan vokal ini.
Tak hanya itu, panggung teater pun tak kompromi dengan kesalahan di atas pentas. Tak ada istilah berhenti atau cut jika terjadi kesalahan. “Jadi harus bisa berimprovisasi atau beradaptasi agar penonton tidak sadar ada kesalahan. Dan ceritanya harus tetap berjalan, show must go on,” lanjut Heriska yang juga berkarier sebagai Senior Project Manager di perusahaan E-Commerce yang berbasis di Thailand, ini.
Namun main teater ini juga ada senangnya. Terutama karena bisa mengeksplor diri dan bertemu dengan para pemain dan pencinta teater. “Paling seru adalah ketika membuat penonton senang. Lalu, mendengar tepukan dan mendapat apreasiasi mereka. Itu sangat menyentuh,” kata pria berdarah campuran Makassar dan Bali ini.
Tampaknya, sosok yang pernah mengikuti lomba Ballroom Dancing Competition untuk mahasiswa di Amerika Serikat dari tahun 2004 hingga 2007, ini all out di dunia teater. Tak hanya tampil sebagai pemeran, Heriska juga ikut aktif di dunia belakang panggung. Dari stage manager, lighting, sound operator, juga sutradara pertunjukan teater.
Lulusan Binghamton University jurusan Computer Science, dan Master of Science pada 2006 ini, dikenal sebagai orang pertama di Indonesia yang memiliki certified Designated Meisner Teacher.
Paling tidak, hingga kini, ada sekitar 20 peran yang dimainkannya. Antara lain, sebagai chorus member untuk musical original “Bohemian Rhapsody” tahun 2007 di EPAC, pernah menjadi figuran di film “Step Up 3D” dan TV Series Law & Order tahun 2009.
Sampai saat ini, sosok yang aktif mengajar di kelas akting ini, lebih banyak berperan di dunia teater khususnya pementasan Jakarta Players.
“Saya pernah main juga untuk teater komunitas Kelompok Podjok di pertunjukan “Pada Suatu Hari” karya Arifin C Noer untuk Festival Teater Jakarta tahun 2019,” ujarnya.
Mengaku masih kesulitan dalam memahami naskah-naskah Indonesia yang sering menggunakan bahasa baku, bahasa daerah dan bahasa puitis yang belum sempurna dipahaminya, tapi Heriska bertekad untuk bisa juga memainkan naskah Indonesia dan bergabung di kelompok lain kelak.
Bahasa, memang salah satu kendala yang harus dilaluinya saat kembali ke Indonesia pada usia 26. Tak heran, karena kelahiran Jakarta 1998 ini sudah melanglang dunia sejak usia satu tahun. Bahkan, bungsu dari dua bersaudara ini pun pernah sering tertukar kata. Misalnya Tuhan jadi Hutan, atau jalur jadi lajur atau laju. Singkatan-singkatan juga salah satu yang membuat pusing kepalanya.
Selain itu, masih sulit dalam menggunakan kata berimbuhan. “Saya tidak tahu depannya itu bisa tidak menggunakan kata prefix ‘meng’, atau ‘men’ atau ‘me’ atau ‘pen’ atau ‘pe’ dan suffix ’kan’ atau ‘ki’,” ujarnya. Belum lagi jika menemukan kata yang dia belum tahu terjemahannya. “Jadi antara harus tanya orang atau googling,” katanya berkisah.
Sebagai seorang diaspora, saat awal pindah ke Indonesia pada 2009, kendala yang dihadapi juga terkait dengan transportasi. Kemacetan dan transportasi umum masih jadi kendala. “Di sini saya perlu adaptasi luar biasa terkait transportasi ini. Kemacetan membuat jarak tempuh menjadi lama,” ujarnya dengan nada apatis.
Cara beradaptasi di Indonesia yang masih dilakukan sampai sekarang, yaitu bersikap sabar dan menerima. “Apalagi saya sering dicap sombong dan diledek sebagai “expat jadi-jadian”, katanya sambil tertawa.
Suami Asri Indraswari ini, pun punya trik lain dalam beradaptasi. “Sering melakukan kesalahan, sehingga rajin juga bertanya agar dapat menemukan cara yang benar,” katanya tertawa sambil menambahkan bahwa selama ini yang paling banyak membantu adalah keluarga dan om google. 🙂
Paling tidak, Heriska tak akan tersesat memerankan Jacob Marley dalam “Jacob Marley’s Christmas Carol” di awal Desember ini. Mungkin, Anda juga akan terpukau menontonnya.
-Susan Dijani-
Be First to Comment