Phoenix, Arizona, menjadi saksi suksesnya penyelenggaraan Muktamar ke-26 IMSA-MISG (Indonesian Muslim Society in America – Malaysian Islamic Study Group) pada 25-29 Desember 2024. Dengan tema “Resilience through Faith: Humanity in Action” (Ketangguhan melalui Iman: Kemanusiaan dalam Aksi), acara tahunan ini menarik lebih dari 1.400 peserta serta menghadirkan 21 pembicara dari Indonesia, Malaysia, dan Amerika Serikat. Salah satu pembicara utama, Ustaz Das’ad Latif, khusus didatangkan dari Indonesia.
Acara ini dirancang untuk membangkitkan semangat refleksi, evaluasi, dan adaptasi di tengah tantangan zaman yang semakin sulit bagi umat Islam. Para pembicara, termasuk Imam Shamsi Ali dan Ustaz Das’ad Latif, mendorong peserta untuk memperkuat iman sebagai landasan dalam menghadapi segala ujian. Selain itu, mereka diajak untuk berperan aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, khususnya mendukung Muslim yang tertindas di berbagai belahan dunia seperti Gaza dan Suriah.
Pembukaan oleh Pejabat Diplomatik
Muktamar ini secara resmi dibuka oleh Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Purnomo A. Chandra, pada 25 Desember 2024 di Hilton Phoenix Tapatio Cliffs. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya IMSA dan MISG sebagai tempat silaturahmi dan penguatan iman bagi komunitas Muslim di Amerika Serikat.
Presiden IMSA, Aria Novianto, juga menekankan perlunya umat Islam untuk tetap vokal terhadap ketidakadilan global. “Ketangguhan yang dibangun melalui iman akan memungkinkan kita menghadapi tantangan dan kesulitan. Harapan ini harus diwujudkan melalui pelayanan kepada sesama,” ungkapnya.
Pesan dari Para Pembicara
Ustaz Das’ad Latif, yang hadir pertama kali di Muktamar IMSA-MISG, mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat keindonesiaan yang terpancar di acara ini. “Jika para perantau beragama dengan baik, maka perilaku mereka akan mencerminkan keindahan Islam,” tuturnya.
Sementara itu, Imam Shamsi Ali, yang telah mengikuti 22 kali Muktamar sejak 1988, menyoroti kualitas acara yang terus meningkat, termasuk program-program untuk generasi muda. Ia menegaskan pentingnya keimanan sebagai kekuatan utama dalam menghadapi cobaan hidup, seraya mengingatkan penderitaan Muslim di Gaza sebagai tanggung jawab bersama umat Islam.
Program yang Beragam dan Bermanfaat
Muktamar ini menawarkan berbagai kegiatan, seperti ceramah agama, lokakarya, program untuk anak-anak dan remaja, hingga bazar produk Indonesia. Acara ini juga menyelenggarakan layanan kekonsuleran dari KJRI Los Angeles serta memberikan penghargaan kepada anggota komunitas yang berprestasi.
Amirah Muktamar IMSA, Yolla Indria, menekankan pentingnya persahabatan dan pengalaman berharga yang diperoleh selama muktamar. “Setiap muktamar memberikan pelajaran dan pengalaman yang berbeda, semoga di masa mendatang lebih banyak yang bisa bergabung,” ungkapnya.
Tentang IMSA
Didirikan pada 1998, IMSA merupakan organisasi Muslim Indonesia terbesar di Amerika Serikat. Organisasi ini berfokus pada tiga pilar utama: Learn, Serve, Grow—belajar, melayani, dan bertumbuh. Melalui berbagai program edukasi dan kegiatan sosial, IMSA menjadi inspirasi bagi Muslim Indonesia untuk berkontribusi secara positif di Amerika dan Indonesia.
Muktamar: Perjalanan dari Masa ke Masa
Dimulai pada 1998 di Jefferson City, Missouri, Muktamar IMSA-MISG terus berkembang, dengan jumlah peserta yang meningkat setiap tahun. Pada 2024, muktamar di Phoenix mencatat rekor jumlah peserta tertinggi, mencerminkan kesuksesan acara ini sebagai wadah kebersamaan Muslim diaspora Indonesia dan Malaysia.
Informasi lebih lanjut tentang IMSA-MISG 2024 tersedia di https://muktamar.us, https://www.youtube.com/@RadioIMSAChannel, https://www.instagram.com/muktamarimsamisg/, dan https://www.facebook.com/muktamar.usa
-Ben Shahab-
Good article, keep it up