Hari-hari pertengahan Februari tahun ini cukup istimewa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tiga momen spesial kultural-spiritual Kristen, Konghucu, dan Islam, terbuhul berdekatan.
Aroma Kristiani muncul pada Hari Valentine yang berasal dari nama Santo Valentinus, santo pelindung kota Terni di Italia yang wafat pada 14 Februari 273—dalam usia 42 tahun– akibat eksekusi keji Tentara Romawi. Kelak-kelok kisah dan interpolasi penafsiran atas nasib sang martir, uniknya, membuat tanggal 14 Februari justru belakangan dikenal sebagai Hari Cinta Kasih bertabur mawar merah nan romantis, bukan lagi kenangan atas kisah tragis.
Dari tradisi Konghucu ada perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili, yang jatuh pada 12 Februari 2025. Sedangkan dari Khazanah spiritualisme Islam ada malam nisfu sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban) yang jatuh pada 13 Februari 2025.
Tulisan sederhana ini tidak untuk mengulas Hari Valentine lebih dalam, namun mengajak pembaca lebih dekat melihat simpul pertemuan Cap Go Meh dan Nisfu Sya’ban dalam bingkai multikulturalisme dan kehangatan komunikasi budaya di Indonesia.
Arak-arakan Sipasan
Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkian, Cap Go (十五) yang berarti “lima belas” dan Meh (冥) yang berarti “malam”. Maknanya, malam ke-15 bulan pertama setelah tahun baru Imlek. Secara global dikenal sebagai festival lampion (lantern festival).
Cap Go Meh selalu dirayakan di kota dan kawasan yang memiliki banyak warga keturunan Cina seperti di Singkawang, Kalimantan Barat, atau Daerah Khusus Jakarta di Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, pada 13 Februari 2025. Keriaan di kawasan pecinan itu dihadiri para mantan Gubernur Jakarta seperti Sutiyoso (1997-2007), Fauzi Bowo (2007-2012), Anies Baswedan (2017-2022) dan pasangan pemenang Pilkada Jakarta, Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno, yang tinggal menunggu hari pelantikan. Meriah.
Tak jelas mengapa Gubernur Jakarta periode 2012-2017 (Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama a.k.a. Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat) tidak hadir meski, uniknya, Veronica Tan mantan istri Ahok, hadir dalam kapasitas sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabinet Merah Putih.
Selain di Jakarta Barat dan Singkawang, tradisi yang bermula pada abad ke-7 di era Dinasti Han itu juga diselenggarakan besar-besaran di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Bogor (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Pulau Kemaro, Palembang (Sumatra Selatan), Manado (Sulawesi Utara), dan Bintan (Kepulauan Riau).
Namun tak ada yang seunik di Kota Padang (Sumatra Barat), wilayah yang secara kultural dikenal sebagai salah satu sentra warga muslim tanah air. Perayaan Cap Go Meh merupakan satu-satunya agenda tradisi budaya Tionghoa yang masuk dalam kalender resmi pariwisata Sumatra Barat.
Di Kota Padang, perayaan Cap Go Meh dikenal sebagai Arak-arakan Sipasan (atau ‘lipan’ dalam bahasa Minangkabau), berupa rangkaian tandu yang disusun dari balok kayu menyerupai binatang lipan raksasa dan dipikul orang dewasa. Tandu ditunggangi oleh anak-anak yang menggunakan pakaian daerah atau kostum dewa-dewi Tiongkok.
Maka pada 9 Februari lalu, sipasan sepanjang 500 meter—ya, setengah kilometer!— diarak mengelilingi kawasan kota tua Padang mulai dari kawasan Pondok, Batang Arau dekat Jembatan Sitti Nurbaya, Masjid Al Hakim Pantai Padang, dan berakhir di Jalan Kelenteng yang merupakan markas Perkumpulan Hok Tek Tong (HTT) atau Himpunan Tjinta Teman, yang merupakan organisasi kongsi kematian tertua di Kota Padang. Total jarak yang ditempuh sekitar 3,8 kilometer.
HTT sudah menyelenggarakan Arak-Arakan Sipasan sejak tahun 1863—atau 162 tahun silam! Syahdan selain di Padang, bentuk arak-arakan sipasan lainnya berlangsung di Taiwan. Pada tahun 2013, Arak-Arakan Sipasan ini di Kota Padang mendapat validasi dari Guinness World Record karena memecahkan rekor dunia mengalahkan arak-arakan di Kimmen Country, Taiwan.
Menariknya, peserta Arak-Arakan Sipasan bukan hanya diikuti keturunan etnis Tionghoa, melainkan juga oleh orang-orang Minangkabau, Mentawai, Nias, Batak, Jawa, Melayu, dan suku-suku lain yang tinggal di sekitar kota tua Padang. Semua melebur dalam harmonisasi multikultural yang guyub, hangat, akrab.
Ini sekaligus membantah stigma Kota Padang sebagai kota dengan warga fanatik seperti diembuskan pihak tak bertanggung jawab dalam beberapa kali kontestasi politik nasional pada tahun-tahun terakhir. Datanglah ke Padang pada hari-hari Cap Go Meh tahun depan untuk merasakan pengalaman langsung keriaan Arak-Arakan Sipasan.
Malam Nisfu Sya’ban
Sya’ban adalah nama bulan kedelapan dalam sistem kalender Hijriyah yang dianut umat Islam, sekaligus bulan terakhir sebelum bulan suci Ramadan. Nisfu berarti pertengahan. Maka nisfu sya’ban berarti ‘pertengahan bulan Sya’ban. Tersebab penanggalan yang berdasarkan peredaran bulan, maka pertengahan Sya’ban tahun ini bertepatan dengan Kamis, 13 Februari 2025.
Berbeda dengan kesemarakan festival Cap Go Meh di siang hari, nisfu Sya’ban berpusat pada ibadah malam hari yang khusyuk sehingga disebut sebagai Malam Nisfu Sya’ban untuk membedakan dengan malam-malam lainnya pada almanak Islam.
Pada situs web resmi Majelis Ulama Indonesia, Sekretaris Komisi Fatwa MUI KH Miftahul Huda, mengatakan para ulama menganjurkan umat Islam membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali setelah salat magrib dilanjutkan dengan memohon tiga hal utama kepada Allah SWT yakni permohonan panjang umur dan ketaatan; permohonan untuk` rezeki yang luas dan berkah; memohon keteguhan iman dan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik).
“Malam Nisfu Sya’ban memiliki keutamaan dalam Islam, dan salah satu amalan yang dianjurkan oleh sebagian ulama adalah membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali setelah shalat Maghrib,” ujar Kiai Miftah. “Amalan ini bukan suatu kewajiban dalam Islam, tetapi termasuk dalam kategori ibadah yang bersifat sunnah atau dianjurkan oleh sebagian ulama berdasarkan pengalaman spiritual dan tradisi keislaman.” (Untuk lengkapnya bisa dibaca pada tautan ini: https://mui.or.id/baca/berita/3-doa-ini-disarankan-seusai-baca-surat-yasin-malam-nisfu-syaban).
Termasuk di antara ibadah Malam Nisfu Sya’ban dengan jumlah raka’at yang bervariasi dari 10 sampai 100 raka’at yang bisa dilakukan di rumah atau di masjid. Namun tentang salat sunnah ini ada perbedaan pendapat para ulama. Ada yang mengatakan bahwa salat Nisfu Sya’ban baru dimulai pada tahun 448 H atau empat abad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Berawal dari kedatangan seorang lelaki dari Nablus bernama Ibnul Hayy, seorang qari’ (pembaca Al Qur’an) yang fasih dengan suara indah. Pada malam pertengahan Sya’ban, dia melaksanakan salat sunnah di Masjid Al-Aqsha. Kemudian ikut salat seorang laki-laki salat di belakangnya dan jumlahnya terus bertambah dengan jamaah lain, sampai saat khatam Al-Qur’an, ternyata banyak jamaah yang mengikuti. Pada tahun berikutnya, ibadah ini kembali dilakukan dan menyebar di Masjid Al-Aqsha dan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Kemudian secara rutin terus dilakukan dari tahun ke tahun seolah-olah salat sunnah hingga
saat ini. (Murtadha Az-Zabidi, Ithafus Sadatil Muttaqin, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2016, juz III, halaman 705).
Untuk masalah perbedaan pendapat saya cukupkan sampai di sini karena tulisan ini tidak ditujukan untuk mengupas dari perspektif fikih ibadah, selain menunjukkan bahwa Malam Nisfu Sya’ban sebagai realitas sosiologis yang dipraktikkan oleh sebagian umat Islam baik di Indonesia dan beberapa negara lain seperti India, Pakistan, Turki, Bangladesh dan Brunei Darussalam.
* Akmal Nasery Basral
Penulis adalah penerima Anugerah Sastra Andalas 2022 kategori Seniman/Budayawan Nasional
An impressive share! I’ve just forwarded this onto a coworker who was doing a little homework on this.
And he in fact ordered me dinner simply because I found it for him…
lol. So let me reword this…. Thank YOU for the meal!!
But yeah, thanx for spending the time to discuss this topic here on your blog.
Oh my goodness! Incredible article dude! Thanks, However I am
having issues with your RSS. I don’t know why I cannot subscribe to it.
Is there anyone else getting identical RSS problems? Anyone that knows the solution can you kindly respond?
Thanx!!
It’s an awesome article designed for all the web visitors;
they will take benefit from it I am sure.
Here is my web page … online casino us reddit
Here is my blog … highstakesdb – High stakes poker, news, deals
Check out my page :: Highstakes Login
Link exchange is nothing else except it is just placing the other person’s webpage link on your page at proper place
and other person will also do same in support of you.
Look at my homepage :: เครดิตฟรี 188
I absolutely love your website.. Great colors &
theme. Did you make this site yourself? Please reply back as I’m trying to create my very own blog and want to learn where you got this from or just
what the theme is named. Kudos!
My webpage :: ทางเข้า happyluke
my homepage; online poker tournaments
Also visit my web-site; Lorna
Feel free to surf to my site High Stake poker