Sebuah foto seorang perempuan hitam berdiri di hadapan dua petugas anti huru-hara bersenjata lengkap mengguncang Amerika Serikat.
The Guardian melaporkan Senin (7/11/2016), perempuan bernama Ieshia L. Evans memang nekat menghadapi para petugas sebagai protes atas kematian dua warga hitam di tangan polisi. Mereka adalah Philando Castile, yang ditembak mati saat meriogoh sakunya, hendak menunjukkan kartu izin mengemudinya kepada polisi, di Minnesota. Korban kedua adalah Alton Sterling yang ditembak mati karena menolak ditahan karena ketahuan menjual CD bajakan, di Baton Rouge, Louisiana.
Foto Ieshia L. Evans mengingatkan pada tragedi Tiananmen 1989, tatkala seorang warga China berdiri menantang moncong tank tentara merah Tiongkok. Adegan di Baton Rouge itu tak urung menjadi pembicaraan ramai di media sosial. Gambar yang diabadikan Jonathan Bachman, pemotret lepas Reuters, menghiasi hampir seluruh media massa cetak dan elektronik AS. Foto itu kemudian diunggah penulis kenamaan Shaun King, mengundang 35 ribu jempol.
‘’Saat memotret para demonstran, saya lihat ke kanan dan melihat seorang perempuan berjalan ke tengah jalan dan menghadang petugas anti huru-hara,’’ tutur Bachman. Dia tidak panik dan dengan kalem tetap berdiri di depan petugas. Beberapa saat kemudian Ieshia L. Evans, seorang perawat dari New York, dan ibu seorang bocah lima tahun itu, ditahan bersama 100 lebih pengunjuk rasa di Louisiana.
‘’Sebuah momen dari Baton Rouge karya Jonathan Bachman,’’ tulis Tim McCormick di akun Twitternya. Ada pula yang memuji ‘’Bachman karena menghasilkan karya foto yang mengagumkan’’ bunyi cuitan Jim Roberts. Sedangkan David Begnaud mengunggah wajah Ieshia L. Evans setelah ditahan di polisi. ‘’Ini wajah Ieshia yang fotonya menggemparkan,’’ bunyi David Begnaud.
Be First to Comment