Untuk pertama kalinya, sebuah museum Kebudayaan dan Kultur Palestina dibuka di Woodbridge, Connecticut, Rabu (25/4/2018). Artforum.com mengabarkan, museum berukuran hampir 400 meter persegi itu terletak di lantai dasar sebuah gedung perkantoran di Litchfield Turnpike, Connecticut.
‘’Ini merupakan peristiwa besar bagi warga Palestina,’’ kata Faisal Saleh, pendirinya kepada harian The New York Times. ‘’Kami mengundang masyarakat umum untuk datang dan mempelajari karya seni dan kebudayaan Palestina,’’ kata Faisal Saleh, kelahiran Kota El Bireh, Tepi Barat. Karya-karya yang dipamerkan termasuk lukisan, kain tekstil, foto-foto dan karya instalasi dari 20 seniman Palestina yang masih tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Di antara seniman yang karyanya dipamerkan, adalah Ayed Arafah, Manal Deeb, Samia Halaby, Mohammed Saleh Khalil, Malak Mattar dan Margaret Olin.
Sejak akhir Juni 2017 lalu, Faisal Saleh bekerja keras mewujudkan proyek tersebut. Ide pendirian museum itu datang dari keinginan Saleh untuk memperkenalkan budaya Palestina. Juga didorong kebutuhan mencari tempat aman untuk memamerkan karya-karya Bangsa Palestina di AS tanpa takut dan tanpa nuansa politis. Salah satu karya yang mengundang kontroversi adalah ‘Made in Palestina’.
Lukisan yang dibuat 2003 itu diprotes sejumlah politikus karena mempromosikan terorisme. ‘’Pengunjung utama kami adalah warga Palestina,’’ kata Saleh kepada wartawan. ‘’Tidak peduli mereka tinggal di AS atau Palestina, atau diaspora. Kami ingin agar warga Palestina punya tempat yang terasa seperti milik mereka sendiri. Mereka bisa bangga dan melihat sebuah institusi Palestina yang memamerkan karya-karya seni Palestina,’’ ujar Faisal Saleh.
Faisal Saleh ingin agar Museum Palestina AS itu termasuk lembaga tempat terkumpulnya karya seni, yang akan memiliki tempat pameran yang permanen, yang berisi daftar acara yang beraneka ragam.
Be First to Comment